Adalah Pak Suharto seorang guru teladan dipinggiran Kota Bandung. Beliau akrab dipanggil dengan sebutan Pak harto, Ya Pak Harto, nama yang identik dengan presiden kedua negeri kitaini. Suharto identik dengan nama-nama orang jawa, di mana kata“Suharto” merupakan bentuk akronim dari kata “Su” yang artinya baik, dan kata “Harto” yang artinya harta. Orang tuanya dulu berharap, bahwa kelak semoga Suharto bisa menjadi anak yang baik hartanya, baik ilmunya, baik budi pekertinya, baik ucapan dan perbuatannya sehingga bermanfaat untuk dirinya, keluarganya dan bangsa. Dan rupanya nama yang diberikan orangtuanya terwujud. Pak Harto bisa bermanfaat untuk semuanya. Pak Harto mengajar mapel matematika di jenjang sekolah SMU. Metode mengajarnya dengan mengkolaborasikan guru zaman dulu dan guru di masa kini. Ia menggunakan metode sang tokoh pendidikan “Ki Hajar Dewantara, yang terkenal dengan konsep gaya mengajar sistem among. Among yang bermakna menjaga, membina, dan mendidik anak dengan kasih sayang. Tujuan sistem among membangun anak didik menjadi manusia beriman dan bertakwa, merdeka lahir batin, budi pekerti luhur, cerdas dan berketerampilan, serta sehat jasmani rohani agar menjadi anggota masyarakat yang mandiri dan bertanggung jawab atas kesejahteraan tanah air serta manusia pada umumnya.
Usia Pak Harto sudah kepala lima, namun semangatnya masih menyala-nyala, selalu berpijar dan berkobar. Sudah banyak anak didiknya menjadi orang sukses. Menjadi orang hebat, orang-orang yang bernilai, bermanfaat di tengah masyarakat. Mereka sangat menghargai jasa-jasa Pak Harto yang telah membentuk, mengantarkan mereka menjadi orang sukses dalam akhlak dan kariernya. Tak heran jika setiap momen lebaran, murid-murid Pak Harto mengadakan reunian di rumahnya. Bagi Pak harto rumahnya selalu terbuka untuk siapa pun dan kapan pun, lebih-lebih untuk anak didiknya, alumnusnya. Rumah beliau ramai di hari ketiga lebaran, dipadati oleh muridnya dari berbagai angkatan. Mereka sudah menyiapkan sedini mungkin, serapi mungkin. Rumah Pak harto didekorasi, didesign, dikemas sebaik mungkin bak tempat resepsi hajatan. Semua biaya mulai dari yang kecil hingga yang nyata berasal dari uang kas komunitas murid-muridnya tiap angkatan. Pasalnya setiap angkatan kompak dan semangat jika reunian di rumah Pak harto.
Danan, murid pak harto angkatan pertama, sekarang sudah menjadi polisi, ia seorang brimob yang menjadi garda terdepan jika ada kerusuhan, demo atau kejahatan teroris yang berkelompok. Danan bertugas di wilayah Bogor, ia telah dikaruniai dua orang anak kembar, yang bernama Izam dan Azim. Tubuh Danan tinggi, kekar, orangnya tegas, disiplin, jujur, dan selalu salat tepat waktu. Itu semua didikan dari gurunya yaitu Pak Harto. Pantaslah jika Danan ditunjuk teman-temannya menjadi ketua angkatan pertama yang lulus di tahun 1998 saat masa krisis moneter Indonesia lengsernya Presiden Suharto.
Berbeda dengan Danan, sosok yang macho dan berwibawa, angkatan berikutnya adalah angkatan Alma, murid Pak Harto yang sekarang menjadi dokter spesialis anak di Rumah sakit Cipto mangunkusomo Jakarta. Alma kerap sekali berkomunikasi dengan Pak harto via telepon. Alma sudah menganggap bahwa Pak Harto seperti orang tuanya sendiri. Hampir dua minggu sekali, dokter Alma menanyakan kabar kesehatan Pak Harto dan keluarganya.
Angkatan berikutnya adalah angkatan Ustadz Muamar, M. Pd. I. Ustaz Muamar adalah murid Pak Harto yang profesinya sebagai dosen dan menjadi anggota MUI Pusat. Jenjang S-3 nya masih dalam proses desertasi, jam terbangnya ekstra padat di kampus, ia juga sering diundang sebagai penceramah di kantor-kantor pemerintahan, di masjid- masjid dan sebagainya. BagiMuamar, sosok Pak Harto adalah guru yang tulus dan hebat, yang mampu mengantarkan anak didiknya menemukan bakat dan kompetensinya masing-masing. Bagi Pak Harto semua muridnya diasuh sesuai kadar kemampuanya, Jika yang bagus IQ-nya akan selalu dibimbing secara progresif dan berkelanjutan. Dan bagi siswa yang agak lambat daya tangkapnya, Pak Harto perlahan-lahan menjelaskan urutan-urutannya, karena matematika dianggap sebuah mata pelajaran yang sulit menurut siswa pada umumnya. Namun Pak Harto mampu menjelaskan secara sederhana bagi anak didiknya yang lamban dalam berpikir.
Pak Harto tak kenal lelah, ikhlas dan tak pernah mengharap pamrih dari siapa pun. Dan dari situlah, Muamar selalu menyelipkan nama pak Harto di setiap doanya setelah salat. Pak Harto, sosok guru yang hebat, bak tokoh pendidikan Ki Hajar Dewantara yang mampu mencerdaskan ribuan anak bangsa di negeri ini. Di antara motivasi untuk anak didiknya adalah bahwa, “Orang yang mau sukses selalu berusaha mencari jalan, dan orang yang tidak mau sukses selalu saja beralasan.” Motivasi inilah yang selalu diingat oleh para anak didiknya.