Terdapat dua sistem berpikir pada manusia, yaitu sistem berpikir cepat dan berpikir lambat. Kedua sistem berpikir ini dapat mempengaruhi bagaimana kita bersikap dan mengambil keputusan. Dalam otak manusia masih tertinggal bagian otak yang serupa dengan otak mamalia, otak reptile, serta bagian otak primata yang terhubung dengan otak luhur manusia.
Danil Kahneman dalam bukunya thinking fast and slow 2011 menyatakan sistem berpikir cepat yang dikelola oleh kerja otak reptil dan otak mamalia. Dalam sistem berpikir lambat dikelola oleh otak primata dan otak Luhur manusia. Untuk menjelaskan bagaimana kedua sistem tersebut bekerja, dengan menggunakan perumpamaan eskalator yang bergerak turun. Eskalator yang bergerak turun menggambarkan kerja sebagian besar tubuh manusia yang mendahulukan penghematan energi. Kecenderungan alami manusia sebagai bagian dari otak manusia, otak reptile, dan otak mamalia bekerja untuk menghemat energi. Mereka mengelola otomasi bagian-bagian tubuh kita yang bekerja di bawah sadar sehingga meminimalkan energi. Oleh karena itu kerja otak reptil dan otak mamalia dapat di umpamakan sebagai dua orang yang sedang turun menggunakan elevator yang sedang menurun, tanpa perlu energy, tinggal turut eskalator bergerak turun, diam saja pun akan ikut turun, energi tidak banyak digunakan, energi terkonservasi.
Sementara itu sistem berpikir lambat bekerja bagaikan berjalan naik di tangga eskalator yang bergerak turun. Sehingga dibutuhkan energi lebih dan kecepatan yang cukup, jika terhenti sebentar maka kita akan ikut turun jika ketika kita naik dengan kecepatan yang lebih lambat dari kecepatan gerak turunnya eskalator maka kita pun akan ikut turun padahal kegiatan berpikir lambat ini digunakan untuk berpikir di tingkatan yang lebih kompleks yang dikelola oleh bagian otak Luhur manusia kerja berpikir ini memakan lebih banyak energi sehingga bertentangan dengan kerja alamiah bagian otak yang lain yang berupaya menghemat energi .