Selasa, 28 Mei 2024 penutupan Pendidikan Guru Penggerak (PGP) angkatan IX. Hari bersejarah bagi kami CGP Kota Tangerang Selatan. Perubahan status dari CGP menjadi GP ditandai dengan terbitnya sertifikat di SIMPKB. Bilik grup WA pun ramai dengan saling mengucapkan selamat antarCGP. Momen haru dan bahagia bercampur tiada tara. Setelah berjuang selama kurang lebih beberapa bulan dari Bulan Agustus hingga Mei 2024. Kini telah sampai di garis finis di pelabuhan Sertifikat Guru Penggerak yang katanya sebagai pioner agen perubahan pendidikan.
Apa yang dilakukan setelah lulus dari PGP?
Bagi Guru Penggerak mulailah start untuk belajar berbagi kepada rekan sejawat, pada murid, dan warga sekolah.
Apa yang dibagi?
Mulailah berbagi dengan hal utama. Perihal yang prioritas yaitu berbagi menabur budaya positif, berbagi kebaikan yang bermakna. Budaya yang enak dilihat, nikmat dirasa untuk lingkungan sekolah. Dengan berbagi kebaikan maka pada hakikatnya kebaikan itu akan kembali pada mereka yang telah berbagi. Dan inilah yang diharapkan oleh tokoh pendidikan Ki Hadjar Dewantara.
Guru Penggerak seyogyanya bergerak dan tergerak untuk menjadi teladan di sekolahnya. Bergerak dari dalam jiwanya tanpa harus menunggu perintah atasan atau sejenisnya. Bergerak kapan pun di mana pun. Bergerak untuk membangun disiplin, tanggung jawab, integritas dan sejenisnya tanpa adanya embel-embel pujian, jabatan atau materi. Apa pun yang dilakukannya atas dasar pengabdian. Apa pun yang diperbuatnya atas dasar loyalitas pada Negeri.
Ki Hadjar Dewantara mengibaratkan bahwa seorang guru sebagaimana petani. Petani yang berusaha merawat padi atau jagung sejak pagi hingga menjelang terbenamnya matahari. Sawah ladang bagaikan rumah keduanya. Petani merawat dengan berbagi upaya mulai menanam, memupuk, menjaga dari hama, hingga bisa memanen padi, jagung yang berkualitas.
Begitu pun halnya, bagi seorang guru terlepas dari status guru penggerak, seyogyanya bisa membersamai muridnya, sejak murid datang hingga pulang. Dengan tugas mengajar, mendidik, memotivasi, menginspirasi, menggerakkan mereka hingga menetas menjadi anak bangsa yang berkualitas.Dengan pelayanan dan keberpihakan guru terhadap murid maka sangat berpotensi akan lahir anak bangsa yang unggul, anak bangsa yang cerdas secara intelektual, sosial, spiritual, dan emosional.
Pengembangan Wawasan Berkelanjutan
Menjadi Guru Penggerak bukan hanya sekadar status yang bersertifikat dari Kemendikbudristek. Akan tetapi bagaimana cerdas dalam berbagi mengimplementasikan ilmu pengetahuan dan wawasannya setelah mempelajari beragam modul untuk membawa pada perubahan positif demi kualitas pendidikan.
Guru Penggerak seyogyanya mampu menjadi pioner di sekolahnya. Mampu merangkul rekan sejawat, warga sekolah, dan orangtua untuk berkolaborasi guna mendukung lingkungan belajar komprehensif. Guru Penggerak sebagai pelopor kombel, mengajak mengadakan praktik baik, mengeksplor PMM, aktif dalam aksi nyata dan sebagainya. Dengan adanya gerakan, konstribusi positif dan budaya positif yang berkelanjutan maka seorang guru penggerak layak disebut pioner agen perubahan.