Sebagai guru pernahkah kita dikunjungi atau diamati ketika sedang mengajar di kelas oleh atasan?Apa yang dirasakan pada saat diamati atau diobservasi ? Apakah merasa khawatir sedang dinilai oleh atasan? Apakah merasa gugup dan tidak bisa kosentrasi mengajar.
Peningkatan praktik kinerja adalah upaya guru dan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja atau pembelajaran pada satu indikator kinerja pilihan.Upaya ini dijalankan melalui siklus peningkatan kinerja yang menekankan pada pengalaman langsung.
Mengapa peningkatan praktik kinerja diperlukan bagi guru?
Ilustrasi Dua Guru yang bersahabat Adalah dua guru yang bersahabat, mereka adalah Ibu Juwi dan Ibu Sarji. Keduanya guru yang bersemangat, semangatnya menyala-nyala meskipun usianya sudah tidak lagi muda. Mereka berdua di lingkungan instansi yang berbeda. Selama berprofesi sebagai guru, Bu juwi tidak mendapatkan umpan balik tentang caranya mengajar. Atasan tidak pernah meminta Bu juwi melakukan refleksi tentang efektivitas pembelajaran yang dilakukannya. Apa akibatnya? Bu juwi tidak pernah merasa ada kebutuhan untuk perbaikan pembelajaran. Alhasil sebagai seorang pendidik kompetensi Bu juwi cenderung tidak meningkat.
Berbeda dengan Ibu Sarji. Atasan Ibu Sarji mendorongnya berefleksi untuk menyadari hal-hal yang sudah baik dalam kinerjanya dan memahami juga tantangan yang ia hadapi.Ibu Sarji mendapat umpan balik yang membangun melalui diskusi dengan atasannya. Ia juga mendapat dukungan untuk menindak lanjuti hasil refleksi dan diskusi mereka. Hal tersebut membuat Ibu Sarji memiliki pemahaman yang komprehensif terhadap kinerja dirinya sendiri, ia merasa berdaya, mengembangkan diri dan meningkatkan kompetensinya sebagai seorang guru. |
Dari ilustrasi tersebut, kita memahami bahwa refleksi dan umpan balik adalah dua hal yang sangat penting dalam meningkatkan kinerja guru. Itulah mengapa sekolah didorong untuk memastikan setiap guru mendapatkan umpan balik dan melakukan refleksi kinerja.
Apa yang membuat banyak guru merasa khawatir terhadap Peningkatan praktik kinerja?
Banyak guru yang merasa harus menampilkan hasil yang sempurna meskipun tidak menggambarkan kenyataan kinerja sehari-harinya.Padahal peningkatan praktik kinerja bukanlah penilaian dan penghakiman terhadap kekurangan guru. Pengelolaan praktik kinerja tidak berorientasi pada hasil melainkan pada kualitas refleksi, upaya belajar, dan perubahan praktik yang dilakukan guru setelahnya.
Guru perlu jujur mengakui tantangan yang dihadapi di kelas agar Ia memiliki pijakan untuk melakukan perbaikan kinerjanya.Kita perlu memahami bahwa peningkatan praktik kinerja bukanlah tuntutan administratif semata, bukan tambahan pekerjaan baru dan tidak boleh membuat guru mengabaikan murid.
Pengelolan praktik kinerja dilakukan sebagai bagian dari proses pendidik untuk mengembangkan dirinya setiap hari dan didampingi atasan.Dalam peningatan praktik kinerja guru, peran atasan yakni kepala sekolah sangat penting. untuk mencapai tujuan dari peningkatan kinerja, kepala sekolah harus menjadi pihak yang mendorong refleksi agar guru dat mengenali tantangnan yang dihadapi dalam peekerjaannya.
Kepala sekolah adalah pihak yang melakukan observasi terhadap praktik pembelajaran yang dilaksanakan di kelas bukan untuk menilai atau menghakimi tapi justru untuk memberikan pandangan objektif terhadap kinerja guru
Dari refleksi yang dilakukan guru ditambah dengan observasi yang dilakukan oleh Kepala Sekolah maka tidak lanjut yang dihasilkan merupakan kesepakatan yang tepat sasaran dan berdampak pada peningkatan kualitas praktik pembelajaran.
Agar proses ini berjalan baik, kepala sekolah perlu memiliki kemampuan coaching, observasi ,analisis serta komunikasi positif. Jika digambarkan dalam sebuah siklus peningkatan praktik kinerja dapat digambarkan dalam bagan berikut ini
Dimulai dengan diskusi persiapan dilanjutkan dengan observasi kinerja setelah observasi kinerja dilaksanakan maka guru dan kepala sekolah kembali bertemu untuk melakukan diskusi tindak lanjut.Guru kemudian melakukan upaya tindak lanjut dan diakhiri dengan tahap refleksi tindak lanjut.
Sebelum memulai siklus peningkatan praktik kinerja, ada baiknya kepala sekolah memberikan edukasi atau pemahaman kepada para guru terlebih dahulu. Guru-guru perlu memahami bahwa proses ini adalah kesempatan bagi mereka untuk berkembang dan berdaya.
Dalam proses peningkatan praktik kinerja, guru memiliki kendali untuk menentukan tujuan belajarnya. Kepala sekolah hanya membantu dengan berperan sebagai coach dalam sesi diskusi tindak lanjut.
Apa saja peran atasan dan bagaimana cara seorang atasan mendampingi guru di setiap tahapan siklusnya?
Peningkatan praktik kinerja tidak berfokus pada hasil observasi. Jika berfokus pada hasil maka kekurangan menjadi aib yang ingin ditutupi.Observasi hanyalah sebuah alat bantu untuk guru berefleksi dan mendapatkan umpan balik terhadap praktik pengajarannya. Semangat yang ingin dibangun dalam peningkatan praktik kinerja adalah proses belajar dari pendidik dengan begitu kekurangan dianggap sebagai kesempatan belajar bukan aib. Pola pikir inilah yang perlu dimiliki oleh atasan dan juga guru sebelum memulai siklus peningkatan praktik kinerja.