Di akhirat kelak, semua amal baik dan buruk manusia akan dihisab, ditimbang. Bagaimana jika amal baik dan buruknya seimbang? Masuk surga atau neraka?
Dalam menghisab menghitung amal baik dan buruk, Allah hanya butuh waktu sekitar dua jam hingga dua jam setengah (rubuh nahar). Kenapa butuh waktu tersebut? Karena semua manusia yang datang untuk dihisab sudah terindikasi dengan wajahnya. Jika orang salih wajahnya bersinar bahkan semua tubuhnya bersinar, maka jelas masuk ke kanan (surga). Yang wajahnya gelap hitam tanpa sinar maka jelas masuk ke kiri (neraka). Dan bagi yang abu-abu, kerlap-kerlip (antara sinar dan gelapnya seimbang) maka Allah tempatkan ia di pagar pembatas (Al araf). Diterangkan di al Quran bahwa Ashabul A’raf orang yang antara kebaikannya sama dengan keburukannya, maka disediakan baginya suatu pagar pembatas.
Bagi mereka yang berada di pagar pembatas, tidak di surga dan tidak pula di neraka, ia akan tinggal dalam tempo yang cukup lama. Di pagar pembatas ini, mereka bisa melihat neraka. Dan ketika melihat neraka, mereka berdoa, “ Ya Raab, saya ini hamba engkau yang tidak paling sial dan Engkau Maha Rahman tolong jangan hadapkan saya ke neraka lagi karena itu menyiksa, hawa panasnya merusak wajah, dan baunya pun tidak sedap. Tolong hadapkan saya ke surgaMu ya Raab. Lalu Allah Bertanya, “ Baik saya hadapkan kamu ke surga, tapi kamu janji tidak minta lagi? Kemudian dijawab olehnya “ Ya, saya tidak minta lagi hanya itu saja. Kemudian Allah menghadapkan pandangan mereka melihat surga. Dan mereka pun menyaksikan keindahan, gemerlapnya surga yang memesona. Sekian lama mereka di pagar pembatas, pandangan mereka dihadapkan surga. Waktu demi waktu berlalu hingga suatu saat mereka pun, mengajukan permohonan untuk mengadukan nasibnya kepada Allah. Mereka memohon, “ Ya Raab, sudah sekian lama kami di sini, di pagar pembatas antara surga dan neraka, kami sadar bahwa amal baik kami tidak cukup untuk mengantarkan menuju surgaMu, karena kami pun punya amal buruk.” Kami tidak kuat melihat neraka karena panas dan baunya, sehingga Engkau pun menghadapkan kami ke surgaMu. Sampai kapan kami menyaksikan keindahan SurgaMu ya Raab, apakah kami hanya diizinkan menyaksikan saja ya Raab?”