Namaku Zahra, aku siswi kelas IX. Sebentar lagi aku akan meninggalkan sekolah tercintaku ini. Sekolah yang bagiku, sekolah keren dan bagus di kotaku. Di sekolah ini, aku mendapat banyak hal. Aku menemukan kedewasaan. Aku punya orangtua yang hebat, Mereka adalah guru-guru hebat, yang bisa menjadi tempat curhat. Dari kelas tujuh hingga kelas sembilan, aku selalu mendapati Wali kelas yang keren. Walasku guru yang peduli, empati, dan penuh perhatian kepada kami.
Setiap hari ia menyempatkan waktunya masuk kelas meskipun tak ada jam mengajar. Beliau masuk kelas untuk mengetahui siapa saja yang hadir dan tidak hadir. Menanyakan pula, apakah ada yang sakit di kelas, bahkan bertanya apakah ada yang tidak membawa bekal atau uang jajan hari ini. Ketika beliau masuk, kami sebagai muridnya langsung menghampirinya untuk bersalaman, cium tangan, bahkan ada yang memeluknya. Beliau juga menanyakan bagaimana proses pembelajaran hari tersebut. Apakah kami puas atau sebaliknya.
Walasku itu keren, baik, dan peduli banget sama anak muridnya. Ketika ada temanku yang tidak masuk sekolah dan tidak memberi kabar. Beliau merasa kehilangan, dan saat itu juga, menghubungi orangtuanya. Walasku memang keren. Setiap hari ia selalu berkomunikasi via WA grup. Biasanya menjelang maghrib, beliau menanyakan kepada kami, Sedang apa kalian anak-anakku?” ketika ada WA masuk dari beliau, hampir semua muridnya merespon, membalasnya. Ada yang merespon sedang makan, ada yang sedang mau mandi, sedang main game, sedang buka tiktok, buka IG, dan ada yang membalas, aku sedang nunggu WA dari ibu. Begitulah kami sangat hormat dan cinta pada walasku. Ia adalah teladan dalam hidupku.