Suatu ketika seorang sahabat bertanya kepada junjungan nabi agung nan mulia, “Wahai Rasulullah, siapakah sebaik-baik manusia?” Beliau menjawab: “Orang yang panjang umurnya dan baik amalannya.
Hadis di atas telah menginspirasi banyak orang untuk senantiasa berkomunikasi, berinteraksi dengan Tuhannya lewat ibadah wajib dan sunahnya agar diberi-Nya umur panjang. Mereka telah meyakini bahwa salah satu tanda orang terbaik adalah apabila seseorang berumur panjang dan hidupnya penuh dengan amal-amal kebaikan. Yang perlu digaris bawahi adalah amal yang baiknya, bukan banyak amalnya. Lebih bagus lagi ketika keduanya dikolaborsikan.
Artinya: “Sebaik-baik umur ialah yang diberkati Allah subhanahu wata’la, yang diberi-Nya taufiq untuk mengerjakan amalan saleh dan kebajikan-kebajikan lain baik yang khusus maupun yang umum.”
Bila mayat boleh menyesal. Itu karena waktu yang disia-siakan. Saat di dunia, usianya berkurang tapi amalan tidak bertambah. Karena waktu. Semua pasti sepakat. Bahwa waktu sangat berharga. Maka menyia-nyiakan waktu dianggap puncak kerugian, bahkan lebih berbahaya dari kematian. Karena menyia-nyiakan waktu akan memutuskanmu dari Allah dan negeri akhirat, sedangkan kematian hanya memutuskan dirimu dari dunia dan penduduknya.
Waktu yang disia-siakan menjadi waktu yang tidak bermanfaat. Untuk dirinya sendiri apalagi untuk orang lain. Waktu yang terbuang untuk bermain-main dan bersenda gurau. Lalu, kenapa masih banyak orang yang bilang “Tidak punya waktu?” Karena sibuk bekerja atau apa. Karena sibuk mengejar sesuatu yang sebenarnya sudah dijatahkan untuknya. Atau mungkin, sibuk untuk urusan yang tidak penting. Sibuk mikirin orang lain lain, sementara orang lain sama sekali tidak tertarik untuk mengurusinya.
Jadi bertanyalah, apakah kita tergolong orang yang tidak punya waktu? Atau menyia-nyiakan waktu. Hingga lupa, bahwa waktu sama sekali tidak dapat diputar kembali. Sehari-sehari hanya berkeluh-kesah, bergibah atau ngobrol di WA yang tidak ada manfaatnya, pasti sangat dibenci waktu. Bila kamu gemar membenci atau memaki, waktu pun sangat benci kepada orang-orang yang selalu bertanya, kenapa begini kenapa begitu? Maka waktu pun akan pergi begitu saja.
Banyak orang lupa. Waktu adalah satu-satunya “harta” yang pasti dimiliki semua orang. Tanpa mengenal status sosial, tanpa peduli jarak, bahkan tanpa menggubris perasaan. Tapi waktu pula yang mudah berubah jadi sia-sia bila diabaikan. Waktu, sangat tergantung kepada siapa orangnya? Mau dimanfaat untuk kebaikan atau disia-siakan menjadi keburukan.
Waktu akan terus berjalan. Waktu tidak akan pernah menunggu siapa pun. Waktu pun bebas mau diperlakukan seperti apa? Hanya berdiam diri atau bertindak segera. Waktu itu seperti hujan. Tidak pernah memilih tempat untuk jatuh, tidak pula memilih waktu untuk turun.
Literasi waktu. Jangan pernah menyia-nyiakan waktu untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Apalagi menimbulkan dosa. Karena waktu yang terlewatkan tidak akan pernah kembali lagi Jadi seperti kepompong yang mampu melewati waktu demi waktu hingga menjadi kupu-kupu yang indah dipandang mata.
Adalah fakta, tidak sedikit orang yang menghamba pada waktu, Tapi di saat yang sama, banyak pula yang meremehkan waktu. Hingga tetap berjalan di tempat, tanpa melakukan amal kebaikan. Hingga waktu terbuang sia-sia. Karena mereka terlalu sibuk memikirkan yang sulit-sulit. Hingga lupa waktu untuk mensyukuri nikmat Allah SWT. Dan memanfaatkan waktu untuk kebaikan.