Saat ditanya, bagaimana cara menulis yang mudah?
Lalu ada pula yang bertanya, “Saya sudah menulis, baru beberapa paragraf tapi mentok?”
Jawab saya, menulis yang paling mudah itu seperti kita lagi ngomong, lagi ngobrol. Yang penting, tuliskan saja setiap ide dan pikiran seperti saat ngomong. Karena tidak ada resep paling jitu dalam menulis, selain ditulis, ditulis, dan ditulis. Untuk apa rajin ikut pelatihan menulis tapi tidak pernah menulis? Untuk apa pula ide dan gagasan banyak di kepala tapi tidak pernah dituangkan jadi tulisan?
Jadi, tips paling sederhana dalam menulis. Adalah ditulis, ditulis, dan ditulis. Bukan diseminarkan apalagi diniatkan saja. Karena menulis adalah praktik, bukan teori, Menulis juga keberanian bukan pelajaran. Menulislah seperti kita ngomongin orang, segampang dan selancar itulah menulis. Paham ya?
Seperti saya dan para murid di sekolah. Setiap pembelajaran saya arahkan untuk membaca sebentar. Baca apa saja buku yang diminati, lalu anak-anak menuliskan isi dari yang dibacanya dengan bahasa mereka, sebisa mereka. Minggu demi minggu, bulan demi bulan berlalu hingga terbitlah satu buku.
Tips jitu menulis adalah tulis, tulis, dan tulis, Bukan niat tanpa mau menuliskan. Bukan pula ngobrol tapi tidak pernah menulis. Dan bukan pula rajin seminar menulis tapi tidak ada karya yang bisa dihasilkan. Seperti kata Ali bin Abi Thalib, “semua orang akan mati kecuali karyanya, maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat kelak. Lalu diperkuat oleh Imam Al-Ghazali yang berkata, “Kalau kamu bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis”. Ya, sesederhana itulah menulis.
Maka tuliskanlah, apa pun dan di mana pun. Agar bisa dibaca orang lain atau minimal jadi renungan untuk diri sendiri. Karena sebaik-baik manusia adalah yang berani melakukan introspeksi diri (muhasabah diri). Karena siapa pun yang belum atau tidak menulis, maka ia belum menjadi dirinya sendiri.