Saat kemarau panjang Nabi Musa dan umatnya berdoa. Dan terjadilah dialog Musa dengan Tuhan
Musa : “Yaa Raab,mengapa doa kami tidak terkabul?”
Tuhan : “Karena di antara umatmu yang ikut berdoa, ada orang yang suka adu domba, caci maki, ghibah jadi doamu tak kudengar.”
Musa : “Ya Rabb, tunjukkan siapa orangnya biar aku keluarkan dari jamaah?”
Tuhan : “Musa! Aku itu melarang ghibah. Aku juga yang mengharamkan adu domba. jadi takkan Aku tunjukkan.”
Musa : ”Terus bagaimana ya Raab, masa tidak dikabul doanya lalu bagaimana dengan kemaraunya.”
Tuhan :” Yaa memang! Tidak akan Aku kabulkan.”
Musa pun sedih dan pesimis, dalam hatinya berkata “Bagaimana ini, kalau Tuhan tidak mengabulkan doa, kemarau akan semakin panjang.”
Dan saat itu juga Tuhan mengetahui apa yang ada di dalam hati Musa.
Tuhan :“Wahai Musa, temui hambaku yang bernama Barkh, Dia yang membuatku tertawa tiga kali sehari.”
Musa : “Bagaimana aku bisa menemuinya Ya Raab.”
Tuhan : “Kau ini Nabiku dan Barkh adalah kekasihku, jika berpapasan pasti kalian saling kenal.”
Lalu Musa mencari dalam beberapa hari, kemudia ia bertemu seseorang dengan tanda sinar di wajahnya, terdapat Nur ilahiyah. Tanda seperti ini hanya bisa dilihat oleh hamba-hamba yang khusus, orang-orang pilihan.
Musa : “Apakah Anda Barkh?”
Barkh : “Benar wahai Musa Kalimullah.”
Musa : “Aku diperintahkan menemuimu.”
Bark : “Ada apa gerangan?”
Musa : “Dunia ini sedang sulit air, kita butuh air untuk kelangsungan hidup, mari kita istisqo.”
Nabi Musa mengajak Barkh untuk Istisqo namun Barkh menolak.
Barkh : ”Tuhan menyuruhku apa?”
Musa : “Dia menyuruhku untuk meminta doamu.”
lalu Barkh pun berdoa.
“Ya Allah, apakah hujuan tidak menurutimu, sehingga ia tidak mau tuurun? Apakah Engkau khawatir bangkrut, sekedar hujan kok Engkau kekang? Barang kurang penting kok Engkau kekang? Jika pertimbanganku adalah ada hambaMu ada yang bermaksiat, kemaksiatan mereka tidak akan merugikanmu. Biarkan saja, gak penting. Kemaksiatan mereka tidak akan sedikit pun merugikanmu. Biarkan saja. Hujan itu barang sepele. Turunkan sajalah.”
Saat doa Barkh selesai dipanjatkan maka seketika itu hujan turun.
Simpulan:
Barkh mampu memohon hujan tanpa istisqo, tanpa menangis, dan tanpa mengajak berjamaah dengan umat. Barkh mampu menunjukkan doanya bahkan dengan kalimat yang ekstrim. Karena Barkh sudah sampai pada level hati yang WUJDIN.