Setiap tanggal 28 Oktober diperingati hari sumpah pemuda. Segelintir anak bangsa menghidupkan momen sumpah pemuda dengan mengadakan aneka kegiatan positif, seperti halnya yang dilakukan lembaga Pendidikan TK Permata hari ini, ada agenda mewarnai. Anak-anak TK mewarnai gambar yang telah difasilitasi panita, dan si anak mengeksplor imajinasinya dengan kekuatan seninya. Gambar yang telah diwarnai tampak indah, menarik, dan memiliki kekuatan nilai seni yang bagus. Mereka mewarnai gambar, dengan harapan kelak bisa mewarnai hidupnya dengan akhlak yang terpuji. Dan kelak menjadi pemuda yang bisa mewarnai bangsanya dengan nilai-nilai luhur yang indah dipandang.
Undang-undang Tahun 2009 menyebutkan bahwa istilah pemuda adalah warga negara yang berumur 16-30 tahun, berlaku bagi laki-laki maupun perempuan. Terus, siapa orang yang disebut pemuda itu? Ada yang bilang, “pemuda itu individu yang secara fisik sedang mengalami perkembangan; lalu secara psikis sedang mengalami berdinamika emosional. Kata orang banyak, pemuda itu calon generasi penerus bangsa. Ada lagi yang bilang, pemuda itu “agent of change”, agen perubahan. Apa iya begitu yang disebut pemuda?
Di saat anak-anak yang berusia 15 tahunan sedang bimbang mau masuk ke SMA mana, terjebak pergaulan bebas, kecanduan games, judi slot online atau sekadar galau di awal pacaran. Di usia yang sama Hamka masuk menjadi anggota Sarekat Islam dan Mohammad Natsir masuk Jong Islamieten Bond untuk berjuang demi kemerdekaan bangsa. Dan Bung Karno sudah aktif di organisasi Jong Java cabang Surabaya di usia 14 tahun. Bedanya pemuda di masa kini dengan pemuda masa lalu itu jika pemuda masa lalu mengerti benar arti tanggung jawab. Mereka mengerti bagaimana membuat hidup lebih berarti.
Ketahuilah bahwa maju atau tidaknya bangsa bergantung pada kaum mudanya, bergantung pemudanya. Lalu, bagaimana bila pemuda sudah kehilangan nilai-nilai patriotisme dan nasionaliisme terhadap bangsanya sendiri. Apa hari ini pemuda masih cinta terhadap tanah airnya?
Pepatah Arab menyatakan “ Subanul yaum rijalul ghod.”Pemuda hari ini adalah pemimpin di masa depan. Semangat sumpah pemuda patut kita contoh untuk generasi masa kini, yang tantangannya jauh lebih berat dari masa lalu, yaitu tantangan modernisasi dan arus globalisasi. Untuk menjadi pemuda yang diharapkan tentunya harus memiliki tiga pondasi wajib. Pondasi tersebut adalah Iman, ilmu, dan amal.
Pondasi pertama pemuda mesti memiliki iman yang kuat sebagai benteng menghadapi arus zaman yang kian bergejolak dan semakin sulit diprediksi. Iman adalah simbol dari nilai-nilai keyakinan yang kuat. Dalam iman memuat karakter dan mindset positif. Pemuda yang beriman maka ia takkan tergoyahkan dengan bujukan rayuan duniawi yang memesona. Pemuda yang beriman akan memegang prinsip jujur, adil, bijaksana, dan amanah, sehingga dicintai oleh semua.
Pondasi kedua pemuda harus berilmu. Maka semangat untuk belajar dan menggali ilmu lebih luas, itulah sebagai pondasi yang kuat bagi seorang pemuda. Karena pemuda yang ilmunya terbatas, maka keinginannya juga terbatas. Langkahnya, gerakannya, tindakannya akan terbatas, serta idenya juga terbatas, disebabkan karena terbatasnya keilmuan.
Ketiga Ihsan. Pemuda harus memiliki ihsan. Ihsan dimaknai sebagai tindakan dan perilaku yang dilakukan dengan kesadaran penuh, ketulusan, dan upaya maksimal untuk mencapai kualitas terbaik. Pemuda sebagai pemimpin masa depan ialah mereka yang memiliki kesadaran penuh untuk berbuat bagi bangsanya, bagi tanah airnya.
Di antara ciri spesifik bagi pemuda ialah; Pertama memiliki keberanian, pemuda harus tangguh, dalam menyatakan yang benar itu benar, dan yang salah itu salah. Kemudian, siap bertanggung jawab serta menanggung risiko ketika mempertahankan keyakinannya. Apa pun resikonya sekalipun nyawa taruhannya. Prof. Bj Habibi mengatakan terdapat lima kelemahan yang harus dihindari oleh seseorang yakni lemah harta, lemah fisik, lemah ilmu, lemah semangat hidup dan lemah akhlak. Maka seyogyanya bahwa pemuda itu harus kuat, harus tangguh.
Kedua pemuda harus memegang teguh nilai-nilai kebajikan, nilai ahlak terpuji, beradab yang telah diwariskan oleh generasi pemuda sebelumnya. Seperti halnya patuh pada norma, memiliki semangat yang tinggi, pekerja keras, selalu optimis, disiplin, bertanggung jawab, dan toleransi terhadap perbedaan.
Pemuda yang memiliki ciri di atas akan menjadi suatu kekuatan, menjadi daya untuk membangun bangsa. Pemuda yang mampu membawa Indonesia terus melaju untuk Indonesia maju. Pemuda yang tanpa pamrih dan tidak mengenal lelah untuk berbuat kepada masayarakat. Kepada bangsa dan tanah airnya. Yang demikianlah Pemuda ideal, yang diharapkan oleh ibu pertiwi.
Tapi sebaliknya, pemuda pun akan menjadi masalah. Bila pemuda justru jadi bagian yang harus diselesaikan. Jadi soal dan persolan untuk bangsanya. Pemuda yang lebih banyak akrab dengan game onlinenya, pemuda yang masih asik dengan gadgetnya, pemuda yang sibuk dengan social medianya, pemuda yang sibuk dengan kebiasaan negatifnya, pemuda yang banyak omong tapi kosong ilmu dan wawasannya, serta pemuda yang masih berat untuk bangun pagi, dan suka menunda-nunda tugas primernya. Karena sesungguhnya untuk membangun bangsa yang maju, bangsa yang memiliki peradaban tinggi, para pemuda masa lalu selalu bangun pagi, mereka tak pernah terlambat. Karena yang sering terlambat niscaya kemerdekaan, keberhasilan dan kesuksesannya akan terhambat.
Maka di Hari Sumpah Pemuda ini. Patut ditegaskan bahwa pemuda ideal adalah mereka yang berhati putih, berkemauan baja, bersemangat elang rajawali, berjiwa api yang menyala-nyala.” Merekalah ciri pemuda ideal, pemuda yang literat.
SALAM SUMPAH PEMUDA.