Sebentar lagi masuk sekolah. Tahun ajaran baru akan dimulai lagi. Anak SD yang sudah lulus akan berpindah masuk SMP dengan seragam biru putihnya. Dan Anak SMP yang lulus, akan masuk SMA dengan seragam abu-abu putihnya. Tentunya para orang tua bangga, anaknya kini sudah dewasa, sudah bukan anak SD lagi, dan yang tadinya SMP sekarang pakai baju abu-abunya.
Musim PPDB sedang berproses dan sebagian sudah usai. Sekolah-sekolah negeri banyak diburu para orangtua zaman now. Pasalnya mereka berharap, anaknya bisa bersekolah di sekolah negeri. Para ortu berharap kalau sekolah negeri itu tanpa ada biaya, Karena sudah ditanggung oleh pemerintah. Kemudian mereka juga berasumsi kalau anaknya bisa bersekolah SMA negeri, nanti akan mudah melanjutkan ke PTN.
Dengan segala cara, sebagian para orang tua berusaha agar anaknya bisa bersekolah di sekolah negeri. Dengan jalur zonasi, anaknya tidak bisa, karena jarak rumah tidak dekat dengan sekolah. Dengan jalur prestasi, anaknya juga tidak pintar-pintar amat. Karena untuk bisa masuk di sekolah negeri, rata-rata nilainya harus tinggi. Dan Sungguh nilai tinggi, tidak mudah diraih kecuali oleh anak yang rajin dan bersungguh-sungguh dalam belajarnya.
Kemudian para orang tua pun, berusaha mencari akal, iya akal, tapi sayang pakai cara jalur instan. Demi anaknya bisa masuk sekolah negeri, sebagian mereka berani mengeluarkan kocek jutaan rupiah, bergantung saat negonya, dengan orang dalam. Wani Piro?
Zaman gini tidak sedikit orang minim akal sehat, iya minim banget, karena mereka berucap dan bersikap aneh, jauh dari kewarasan. Padahal kalau mereka tahu bahwa akal sehat itu identik dengan kewarasan, dan kewarasan itu bagian dari kesadaran. Sebenarnya mereka sadar gak yaa, ko sampai segitunya memperjuangkan anaknya dengan cara yang tidak jujur, tidak elok, tidak keren. Mau jadi apa nanti anaknya?
Di tempat lain, dalam dialog interaktif ada-ada aja pertanyaan muncul dari host yang ditujukan pada narasumber , ” Kenapa orang yang rajin salat itu cenderung hidupnya miskin, karena 9 dari 10 orang terkaya di Indonesia itu non-muslim, mereka ga salat tapi kaya?”
Bagi orang yang waras, pertanyaan ini sangat lucu, kocak tingkah tinggi. Gini ya host yang terhormat, dengerin nih yaa. Bahwa salat itu tidak ada kaitannya dengan bisa jadi kaya. Kalau mau kaya itu ya kerja keras. Salat itu kewajiban, salat itu identitas, salat itu bukti kalau kita itu menghamba pada Tuhan yang punya segalanya. Yang punya skenario kehidupan dari awal hingga akhir. Kita itu mestinya sadar diri, kalau yang mewujudkan segala sesuatu itu atas kehendak-Nya, atas izin-Nya. Seperti halnya saat ini kita masih bisa bernapas, sampai detik ini jantung kita masih berdetak. Jadi sekali lagi jangan kaitkan kalau orang yang rajin salat itu cenderung miskin. Karena banyak kok, orang kaya dari kalangan muslim. Paham ya !
Di beranda lain ada berita, seorang pria sudah berumah tangga, punya pekerjaan bagus, punya istri cantik, anak yang lucu, tapi si pria malah selingkuh. Sampai-sampai lupa kalau dulu sebelum menikah sudah menyusun ribuan program untuk membangun keluarganya, namun di tengah jalan kandas, karena tergoda perempuan. Duh pada ke mana sih akal sehatnya….
Zaman gini, banyak orang lupa dengan akal sehatnya. Padahal kalau mereka tahu bahwa akal sehat itu selalu mengajak pada jalan kebaikan. Karena hanya akal sehat yang bisa memilah mana sikap objektif dan subjektif. Akal sehat pula yang bisa membuat seseorang mau fokus pada hal-hal yang bermanfaat atau tidak bermanfaat?
Akal sehat, bukan hanya bisa memperluas pengetahuan dan cara berpikir. Tapi akal sehat pun mampu menuntun pemiliknya untuk fokus pada apa pun yang dianggap “penting” dan “genting”. Bila tidak penting dan tidak genting, maka cukup abaikan saja. Kita boleh sama sebagai manusia. Tapi akal sehat-lah yang membedakan kita.
Ketahuilah sahabatku, saudaraku…
Bahwa akal sehat itu berawal dari hati yang sehat, dan hati yang sehat itu bermula dari kesadaran.Dan kesadaran bersumber dari iman. Dan semua itu bersumber dari takwa. Takut kepada-Nya. Mari jaga dan libatkan akal sehat, kapan pun dan di mana pun. Karena tidak ada masalah yang tidak mampu diselesaikan dengan akal sehat, asal tetap ingat Tuhan, semua masalah jadi mudah dan bisa terselesaikan, sehingga hidup kita berkah. Percayalah.
.