Profesi guru kurang diminati. Profesi guru di mata sebagian generasi muda nampaknya tidak lagi begitu diminati. Sebagian dari mereka menganggap profesi guru dinilai kurang bergengsi. Guru gajinya kecil. Bahkan masih ada guru honorer di kota besar yang gajinya tidak sampai satu juta rupiah perbulannya. Guru di mata mereka sudah cacat, tidak diminati lagi, sudah tidak dilirik lagi. Adapun sebagian mereka yang kuliah mengambil fakultas pendidikan, alias keguruan, itu pun karena mereka tidak diterima di kampus umum. Ekspetasi mereka lebih banyak ke kampus ternama seperti ITB, UI, UGM, dan kampus lain yang dianggap akreditasinya bagus.
Selain itu, sebagian mereka menganggap bahwa profesi guru tidak memberi jaminan terhadap jenjang karir yang mumpuni. Jenjang karir guru paling tinggi, ya hanya sebagai kepala sekolah. Itu aja mentok. Ungkap kaum muda. Sebagian mereka lebih memilih profesi yang menjanjikan dan terpandang untuk masa depan, baik dilihat dari strata sosial maupun finansial.
Dalam penelitian The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) profesi guru hanya diminati 11 persen siswa Indonesia yang berusia 15 tahun. Terbesar, sebanyak 47 persen siswa berminat pada pekerjaan pekerjaan yang profesional, bukan pekerjaan vokasional.
Belum lagi terkait kualitas guru jadi masalah utamanya., masih ditemukan ada guru yang pemarah tidak ramah. Guru killer. Padahal sepatutnya seorang guru itu bagaikan orang tua kedua di sekolah yang mendidik dengan ramah dan sabar, tidak pakai emosi.
Masih ditemukan sebagian guru yang berkualitas rendah. guru yang monoton cara mengajarnya, guru yang teks book, ngajar membosankan, guru yang ngajar tidak pakai acuan, tanpa RPP, zaman sekarang modul. Karena sebagian mereka tidak paham, belum mengerti betul tentang kurikulum. Apalagi sekarang zaman kurikulum merdeka. Sebagian mereka masih bingung tentang CP, TP, dan ATP.
Dan Inilah beberapa factor penyebab generasi muda tidak berminat untuk menjadi guru. Mereka ogah-ogahan. Namun jika saja mereka tahu, bahwa profesi guru itu mulia di Mata Tuhan. Mulia karena seorang guru itu bertugas mencetak manusia, mendidik manusia, memberitahu yang baik dan buruk, menjelaskan ini potitif dan negative, menerangkan ini bermanfaat dan ini mudarat.
Sungguh profesi guru itu adalah profesi mulia, profesi layaknya profesi kenabian. Nabi yang mengajak umatnya untuk mengajarkan kebaikan, mengingatkan tentang keburukan, dan mengajak umatnya untuk menuju surga.
Ilustrasi Kemulian Seorang Guru
Di akhirat kelak, ketika pintu surga sudah dibuka dan barisan-barisan semua calon penghuni surga dipersilakan masuk,tak ada satu pun yang bergerak. Barisan calon penghuni surga itu terdiri atas para dermawan, pahlawan, orangtua yang penuh tanggung jawab pada keluarganya,mereka yang rajin beribadah dan amal saleh,dan sekian barisan lain yang kebajikannya jauh lebih berat ketimbang dosadosanya.
Melihat calon penghuni surga tidak segera masuk ke taman surgawi yang sangat indah, malaikat pun heran dan bingung, ada gerangan apa ini? Malaikat kemudian mendekati setiap barisan, bertanya kepada kepala regu. Akhirnya malaikat tahu sebabnya. Rupanya, semua kepala regu mempunyai alasan yang sama.
Kami tidak mau memasuki taman surga sebelum rombongan guru masuk lebih dulu. Kami bisa membedakan baik dan buruk, kami bisa menjalani hidup dengan baik dan bermakna sehingga mengantarkan kami ke surga, semuanya itu berkat pendidikan guru-guru kami. Begitulah, setelah barisan guru yang tadinya berdiri di belakang,dipersilakan masuk surga, baru rombongan lain mengikuti di belakangnya.