Menurut teori Triune bahwa otak manusia terbagi menjadi tiga bagian yaitu 1) otak reptile (batang otak), 2) otak mamalia (limbik, amigdala), dan 3) otak neocortex (otak berpikir atau otak luhur). Ketiga bagian otak ini saling terkait dalam satu organisme menyeluruh dan saling terlibat dalam suatu tugas yang kompleks, rumit, dan menentukan. Pergelangan tangan diumpamakan sebagai batang otak, jempol yang disembunyikan dalam 4 jemari lainnya diumpamakan sebagai sistem limbik (amigdala), dan 4 jemari lain sebagai otak berpikir atau otak luhur (neocortex).
Otak reptil merupakan bagian otak paling sederhana, dinamakan demikian karena reptil pun memilikinya. Otak ini berfungsi untuk kemampuan bertahan hidup. Sistem kerjanya otomatis, tidak perlu pemikiran. Otak reptil memiliki fungsi mengendalikan fungsi otot, keseimbangan dan otonom, seperti pernapasan dan detak jantung. Bagian otak ini aktif, bahkan dalam tidur nyenyak sekali pun.
Saat terjadi kondisi darurat atau membahayakan maka otak reptil akan berefleks seperti alarm, segera memerintahkan tubuh untuk menghindari bahaya. Manusia yang terbiasa mengaktifkan otak reptil biasanya akan reaktif terhadap stimulus yang datang, dan segera merespons. Orang yang dominan mengaktifkan otak reptil, hanya berpikir tentang dirinya dan bagaimana menyelamatkan diri sendiri di saat-saat sulit. Secara umum, orang yang mengaktifkan otak reptil, cederung memiliki fixed mindset. Pola pikirnya bersifat tetap dan paten sejak lahir, sulit untuk diubah kecuali ada kemauan.
Otak Mamalia dikenal dengan sistem limbik. Dalam struktur otak, otak mamalia terletak di bagian tengah. Otak tipe ini merupakan otak yang dimiliki oleh mamalia dan manusia.Otak tengah memainkan peranan besar dalam hubungan manusia, social dan emosional. Otak ini berfungsi untuk mengolah emosi dan perasaan. Otak inilah yang merespons dengan rasa takut, marah, benci, senang, nyaman dan sebagainya. Seperti halnya respon kucing saat kepala atau badannya dielus-elus. Biasanya kucing akan merasa nyaman dan segera menempelkan tubuhnya pada orang yang mengelusnya.
Orang yang dominan mengaktifkan otak tengah akan berpikir transaksional saat sedang mengalami kesulitan. Mereka cenderung menggunakan emosi dan sangat reaktif terhadap stimulus dari luar dan terhadap perubahan yang terjadi. Biasanya orang dengan tipe ini sangat mudah dipengaruhi, dibujuk rayu.Secara umum, orang dengan tipe ini cenderung memiliki fixed mindset namun lebih terbuka terhadap perubahan. Pola pikirnya masih bisa diubah dengan belajar dan dari pengalaman yang terjadi.
Otak Neocartex (otak berpikir atau otak luhur ). Neokorteks menempati hampir seluruh belahan otak (80%) dari seluruh materi otak manusia, bisa disebut “otak berpikir”. Meskipun semua hewan juga memiliki neokorteks, namun relatif kecil dan sedikit atau tidak ada lipatan (menunjukkan luas permukaan dan kompleksitas dan perkembangannya). Otak ini terletak di bagian lantai teratas struktur otak manusia.
Otak ini berfungsi untuk berpikir rasional, logis, sistematis, reflektif dan jauh ke depan. Otak inilah yang berperan membangun nilai, norma, kebiasaan dan sikap luhur manusia. Otak ini juga yang memberi sumbangsih manusia dapat berpikir kreatif dan inovatif ketika merespon suatu perubahan yang terjadi dan saat mengalami kondisi kritis.
Dalam neokortek sebagai tempat kecerdasan manusia, mengatur pesan yang diperoleh dari panca indera penglihatan (mata), pendengaran (telinga), perabaan (tangan), penciuman (hidung). Neokortek akan meresponnya melalui proses penalaran, berpikir secara intelektual, pembuatan keputusan, berperilaku mengendalikan motorik sadar, penciptaan gagasan kemampuan berbicara, berkreasi. Dalam otak ini juga terdapat kecerdasan yang lebih tinggi yaitu intuisi. Inilah yag membedakan manusia dengan ciptaan Allah yang lainnya.
Orang yang mengaktifkan dan memaksimalkan fungsi otak Neocortex, cenderung memiliki growth mindset, pola pikir yang terbuka terhadap perubahan dan bertumbuh dalam pemikiran. Ketika seseorang mengoptimalkan otak Neocortex, ia akan belajar dari kondisi yang ada dan membangun kebiasaan-kebiasaan baru sebagai bentuk penyesuaian diri.