Nadiem mengatakan bahwa Guru Penggerak adalah mercusuar yang mampu menerangi lingkungan di sekitarnya mendorong pemangku pendidikan untuk bergotong-royong menghadirkan pembelajaran yang nyaman, menyenangkan, dan berpusat pada pengembangan potensi murid. Guru Penggerak berhasil menunjukkan kepada masyarakat luas, akan pentingnya transformasi pendidikan yang sedang digencarkan oleh Kemendikbudristek RI. Dengan bertambahnya jumlah Guru Penggerak, gerakan Merdeka Belajar akan terus tumbuh. Sampai saat ini hampir 50.000 lebih guru penggerak telah tersebar di seluruh Indonesia.
Bagi setiap guru penggerak diharapkan mampu mengaplikasikan Nilai dan Peran Guru Penggerak. Ada lima nilai guru penggerak. Kelimanya terangkum dalam akronim “Murman refkolin” yaitu 1)berpihak pada murid, 2) mandiri, 3) reflektif, 4) kolaboratif, serta 5) inovatif.
Nilai yang pertama adalah berpihak pada murid. Seperti apa nilai tersebut. Nilai ini mensyaratkan bagi Guru Penggerak untuk selalu bergerak mengutamakan kepentingan murid. Segala hal yang dilakukan Guru Penggerak harus bergeser dari pemuasan kepentingan diri sendiri, maupun pihak lain, menuju kepentingan pembelajaran murid. Guru Penggerak yang memiliki nilai ini, akan selalu berpikir mengenai pertanyaan utama yang mendahulukan muridnya, seperti: “apa yang murid butuhkan?”, “apa yang bisa saya lakukan agar suasana belajar dan proses pembelajaran ini lebih baik?”, “bagaimana saya dapat membuka lebih banyak kesempatan bagi anak untuk mewujudkan dunia yang mereka idamkan?”, dan lain-lain.
Guru Penggerak mengutamakan perkembangan peserta didik sebagai acuan utama, guru yang mampu menghadirkan pembelajaran sesuai kebutuhan peserta didik, menghadirkan pembelajaran, di mana peserta didik membangun sendiri pengetahuanya. Guru yang mampu mewujudkan profil pelajar Pancasila bagi peserta didiknya. Pelajar yang memiliki profil ini adalah peserta didik yang terbangun utuh keenam dimensi pembentuknya. Guru yang berpihak pada muridnya artinya ia dapat menempatkan dirinya seandainya menjadi murid, respek pada murid, tidak didasarkan pada rasa suka atau tidak suka murid maupun guru.
Nilai kedua adalah mandiri. Nilai Mandiri ini menggambarkan semangat Guru Penggerak untuk terus belajar sepanjang hayat. Guru Penggerak senantiasa memampukan dirinya dalam melakukan aksi serta berkenan mengambil tanggung jawab dan turun tangan untuk memulai perubahan. Guru Penggerak yang mandiri termotivasi untuk mengembangkan dirinya tanpa harus menunggu adanya pelatihan yang ditugaskan oleh sekolah, dinas, atau pihak lain. Guru Penggerak secara sengaja merencanakan dan melakukan perbaikan diri sehingga makin menguasai dan makin ahli dalam apa pun yang dianggap perlu untuk membawakan perubahan yang berpihak pada murid. Guru Penggerak yang mandiri memiliki daya lenting dan terpacu untuk memperhatikan kualitas kinerja dan hasil kerjanya.
Nilai yang ketiga reflektif. Nilai Reflektif layaknya adalah model mental yang diharapkan menubuh pada Guru Penggerak, di mana mereka senantiasa memaknai pengalaman yang terjadi di sekelilingnya, baik yang terjadi pada diri sendiri maupun pihak lain secara positif-apresiatif-produktif.
Pengalaman-pengalaman ini boleh jadi akan menimbulkan kesan positif maupun negatif. Dengan mengamalkan nilai reflektif, Guru Penggerak memanfaatkan pengalaman-pengalaman tersebut sebagai pembelajaran untuk menuntun dirinya, murid, dan sesama dalam menangkap pembelajaran positif, sehingga mampu menjalankan perannya dari waktu ke waktu.
Guru Penggerak menjadikan refleksi sebagai kebiasaan, sebagai kebutuhan bukan sekadar sebagai tugas menyelesaikan tagihan materi. Refleksi yang baik dapat membantu mengubah pengalaman menjadi proses pembelajaran yang memberdayakan baik individu maupun kelompok dalam meningkatkan dan mengungkap potensi mereka. Guru Penggerak melakukan kegiatan refleksi ini secara pribadi, menuliskan kata demi kata yang memang bermakna dan membuat dirinya sendiri tulus bergerak.
Nilai keempat kolaboratif. Guru Penggerak mampu senantiasa membangun daya sanding. memperhatikan pentingnya kesalingtergantungan yang positif terhadap seluruh pihak pemangku kepentingan yang berada di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.Guru Penggerak yang menjiwai nilai kolaboratif mampu membangun rasa saling percaya dan saling menghargai, serta mengakui dan mengelola kekuatan serta perbedaan peran tiap pemangku kepentingan di sekolah, sehingga tumbuh semangat saling mengisi, saling melengkapi.
Kolaboratif merupakan sikap saling ketergantungan secara positif, dibarengi tanggung jawab setiap individu, kerjasama, serta keterampilan komunikasi interpersonal. Dalam hal ini, Guru Penggerak diharapkan mampu melakukan kerja sama dengan berbagai pihak untuk mengembangkankan dan menciptakan proses pembelajaran yang baik.
Nilai kelima adalah inovatif. Seorang Guru Penggerak senantiasa memunculkan gagasan segar dan tepat guna.Nilai inovatif mengisyaratkan penguatan semangat ko-kreasi (gotong-royong) dan pemberdayaan asset, kekuatan yang ada di sekolah untuk mewujudkan visi bersama. Seorang Guru Penggerak berkenan mengadopsi multiperspektif, mencari dan membuat alternatif, mengubahsuaikan gaya dan kecenderungan lama, untuk mewujudkan perubahan dan bergeser dari pandangan yang ego-sentris serta sempit menuju pandangan-pandangan alternatif dan luas.
Seorang Guru Penggerak mampu membuat gagasan-gagasan baru terkait situasi tertentu ataupun permasalahan tertentu. Kata kunci nilai inovatif adalah kreatif, ide baru, adaptasi, dan modifikasi.Guru penggerakan memiliki sifat keterbukaan terhadap gagasan serta ide lain yang muncul dari luar dirinya untuk memecahkan masalah, mencari informasi lain yang bisa mendukung proses, dan melakukan solusi.
Setelah menguraikan nilai-nilai Guru Penggerak kemudian beranjak menguraikan tentang peran dari Guru Penggerak. Kepemimpinan seorang guru tentunya akan lebih maksimal jika memiliki keterampilan ataupun kompetensi yang sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan. Guru Penggerak juga berfokus sebagai peran pemimpin yang menggerakkan diri,menggerakan sesama, serta lingkungan-masyarakat untuk mewujudkan sekolah yang berpihak pada murid. Di antara peran dari Guru Penggerak sebagai berikut:
- Menjadi Pemimpin Pembelajaran
Diisyaratkan bagi Guru Penggerak untuk menjalankan filosofi among Ki Hadjar Dewantara: Ing Ngarso Sung Tulada (menjadi teladan, memimpin, contoh kebajikan, patut ditiru atau baik untuk dicontoh oleh orang lain perbuatan-kelakuan-sifat dan lain- lainnya), Ing Madya Mangun Karsa (memberdayakan, menyemangati, membuat orang lain memiliki kekuatan, kemampuan, tenaga, akal, cara, dan sebagainya demi memperbaiki kualitas diri mereka), serta Tut Wuri Handayani (mempengaruhi, memelihara, dan memprovokasi kebajikan serta kualitas positif lain agar orang lain bertumbuh dan maju).
Menjadi pemimpin pembelajaran berarti menjadi pemimpin yang menaruh perhatian penuh secara sengaja pada komponen pembelajaran, seperti kurikulum (intra, ekstra, dan ko-kurikuler), proses belajar-mengajar, refleksi dan asesmen yang otentik dan efektif, pengembangan guru, pemberdayaan dan pelibatan komunitas yang kesemuanya mendorong terwujudnya wellbeing dalam ekosistem pendidikan di sekolah. Apakah sudah sesuai dengan kebutuhan murid? Apakah lingkungan belajar di sekolah sudah memungkinkan anak untuk mendapatkan manfaat maksimal dari belajar? Guru Penggerak berperan besar dalam membuat lingkungan sekolah yang aman, nyaman, menyenangkan, namun tetap menantang, dan relevan untuk para muridnya.
- Menjadi Coach Bagi Guru Lain
Guru Penggerak berperan sebagai coach bagi guru lain, terutama yang terkait dengan peningkatan kualitas pembelajaran bagi murid di sekolah, Guru Penggerak dituntut untuk berdaya dalam menemani dan menuntun rekan sejawatnya untuk menelaah proses belajar mereka sendiri. Guru Penggerak mampu memberdayakan dirinya melalui refleksi atas hasil pengalaman praktik-praktik profesionalnya. Mereka dapat mengambil pembelajaran, memunculkan pertanyaan-pertanyaan mendalam untuk mengakses keterampilan metakognitifnya ketika melihat dan mengevaluasi proses berpikirnya sendiri terkait belajar, pencapaian tujuan, dan pemecahan masalah.
- Mendorong kolaborasi
kolaborasi berarti bekerja bersama untuk mencapai suatu tujuan atau menghasilkan sesuatu.maka tiap anggota yang terlibat di dalamnya membawa “sesuatu” yang berkontribusi pada proses dan hasilnya nanti. Guru Penggerak memiliki pandangan apresiatif yang memungkinkan pengungkapan potensi positif rekan yang lain. Kolaborasi antar guru sangat diperlukan disekolah untuk mendapatkan hasil yang optimal. Guru penggerak harus membuka ruang diskusi positif dan kolaborasi antara guru dan pemangku kepentingan di dalam dan di luar sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Pada peran ini, seorang Guru Penggerak diharapkan mampu memetakan para pemangku kepentingan di sekolah dan luar sekolah serta membangun dialog antar para pemangku kepentingan tersebut.
- Mewujudkan Kepemimpinan Murid (Student Agency)
Guru Penggerak mampu mengambil peran untuk mewujudkan kepemimpinan murid. Memahami bagaimana meramu pengalaman belajar sedemikian rupa sehingga murid merasa kompeten, mandiri, dicintai, dan memiliki kepercayaan diri mencapai segala yang mereka impikan. Guru Penggerak senantiasa memampukan diri untuk menuntun murid. Mereka sadar bahwa murid saat ini adalah wajah Indonesia di masa depan, sehingga mereka berdaya dan turut aktif berkontribusi. Guru Penggerak mengerti betul esensi dari Tut Wuri Handayani, sehingga mereka menempatkan murid pada kursi pemegang kendali proses pembelajaran. Guru Penggerak menuntun murid mereka belajar merdeka untuk merdeka belajar.
- Menggerakkan Komunitas Praktisi
Guru Penggerak dapat mengambil peran untuk menggerakkan komunitas praktisi di sekolah dan di wilayahnya.Dengan menumbuhkan budaya belajar kolaboratif atau komunitas belajar profesional bersama para rekan guru di sekolah maupun wilayahnya, seperti komunitas KKG atau MGMP. Komunitas belajar ini memungkinkan terjadinya dialog akademik, percakapan profesional, perencanaan strategis, diskusi teknis secara kolaboratif, terkait dengan upaya peningkatan kualitas pembelajaran sekaligus membuahkan inovasi pembelajaran ( cara pandang baru) yang berdampak positif bagi murid.