Tegar memiliki makna keras, kaku, tidak dapat dilenturkan, memiliki prinsip kuat, dan optimis. Siapa pun yang bernama tegar biasanya akan memiliki muatan makna dari namanya.Sebagaimana Si Tegar, anak disabilitas yang memiliki tubuh catat, kedua tangannya tidak utuh, kaki kiri bisa berfungsi dengan baik. Sedangkan kaki kanan berukuran kecil sehingga jika dibuat jalan hanya mengandalkan satu kaki. Tapi dibalik keterbatasannya, Tegar memiliki jiwa tangguh, semangat yang kuat yang kekuatannya tidak mudah dilemahkan oleh kekuatan semangat ibunya.
Tegar kecil tinggal bersama kakek dan ibunya. Kakeknya sangat sayang dan perhatian pada Tegar. Berbeda dengan Wida, Perempuan yang telah melahirkan Tegar. Wida Pekerja keras, wanita karier yang sukses, namun ia lupa tidak memberikan rasa sayang dan perhatian pada Tegar. Wida sangat sibuk dengan pekerjaannya, sampai-sampai ia tega meninggalkan Tegar selama satu minggu demi pekerjaannya.
Tepat di hari ulang tahun yang kesepuluh Tegar, Tegar diberi kado oleh kakeknya berupa seragam sekolah. Baju merah putih itu impinan mendalam bagi Tegar. Impiannya tidak berjalan seimbang dengan pemikiran ibu Tegar yang punya prediksi. Prediksi bahwa disabilitas tidak bisa duduk di bangku sekolah, hanya cibiran dan bullying yang akan didapatkan. Keputusan Wida ini yang mengurung Tegar selama sepuluh tahun dikurung di rumah. Tegar tidak boleh bertemu, dilihat oleh siapa pun kecuali Teh Isy, sebagai pengasuh Tegar.
Tegar memiliki jiwa yang tangguh, karakter kuat, dan optimis. Impiannya ingin bersekolah tak menghalangi keterbatasan fisiknya untuk meninggalkan rumah. Dan pada endingnya bahwa Film Tegar, telah memberikan pesan indah, yang menggugah jiwa kita sebagai manusia nondisabilitas. Tentunya kita yang terlahir sempurna. Sempurna fisik yang berfungsi dengan baik.
Karena tidak semua yang memiliki keterbatasan fisik akan selalu terbatas dalam hal lainnya. Sebagaimana pada diri Tegar. Ternyata dalam keterbatasan Tegar, Tuhan menitipkan kelebihan lain yang jarang dimiliki manusia normal. Tuhan menitipkan keistimewan Tegar dalam bidang melukis. Jika pelukis pada umumnya selalu menggunakan tangan saat melukis, berbeda halnya dengan Tegar yang melukis tidak menggunakan tangannya. Tegar mampu menjadi bintang, bagi pelukis pada umumnya. Dan inilah Bintang yang sesungguhnya.
Refleksi diri
Dari tayangan film Tegar, kesimpulannya ialah bahwa apa yang telah Tuhan persembahkan buat kita, termasuk di dalamnya ada kekurangan, keterbatasan, dan kelemahan. Mari kita pandai-pandai bersyukur, tak perlu mengeluh, tak perlu pesimis dalam menjalani realitas hidup. Karena di balik kekurangan dan kelemahan setiap orang, sungguh Tuhan telah menyiapkan kelebihan masing-masing, tinggal kita asah dan gali kelebihan itu.
Yuk belajar dari Tegar