Peran pendidik diibaratkan seorang petani atau tukang kebun yang tugasnya merawat beragam tanaman sesuai kebutuhannya, agar tumbuh dan berbuah dengan baik, tentu saja perbedaan jenis tanaman akan beda perlakuannya. Artinya bahwa seorang pendidik harus bisa melayani segala bentuk kebutuhan metode belajar siswa yang berbeda-beda (berorientasi pada anak).
Pendidik seyogyanya memberikan kebebasan kepada peserta didiknya untuk mengembangkan ide, berpikir kreatif, mengembangkan bakat atau minat siswa . tapi kebebasan itu bukan berarti kebebasan mutlak, perlu tuntunan dan arahan dari pendidik supaya anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya.
Pendidik atau dalam hal ini seorang guru harus bisa membaca karakter murid-muridnya. Karena setiap manusia dilahirkan dengan kemampuan yang berbeda, ada murid yang cerdas,ada yang sedang dan ada juga lambat. Ada yang kecerdasannya dalam bidang sains, bahasa, matematika, musik,spasial, gerak motorik dan sebagainya. Setiap anak sudah memiliki bakat dan potensinya masing-masing. Tugas guru adalah mengantarkan, mengembangkan, memunculkan bakat dan potensi yang dimiliki oleh siswanya.
Ki Hajar Dewantara juga mengingatkan para pendidik untuk tetap terbuka dan mengikuti perkembangan zaman. Ki Hajar Dewantara menjelaskan bahwa dasar pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam diartikan sebagai lingkungan alam tempat peserta didik berada, baik kultur budaya maupun kondisi alam geografisnya. Kodrat alam berhubungan juga dengan karakter dasar anak. Ada anak yang disiplin, bertanggung jawab, rajin, jujur, malas, pemalu, penakut, pasif dan sebagainya. Maka selayaknya guru harus bisa menjadi model positif, teladan yang baik bagi mereka.
Kodrat zaman diartikan perubahan dari waktu ke waktu. Guru membekali keterampilan kepada siswa sesuai zamannya agar mereka bisa hidup, berkarya, dan menyesuaikan diri. Dalam konteks pembelajaran sekarang guru harus lebih mengenal teknologi agar menyesuaikan dengan kondisi. proses pembelajaran hendaknya menyesuaikan berbagai diferensiasi yang ada, baik gaya belajar, gaya berpikir, minat, bakat, dan sebagainya. Seyogyanya guru mampu menyesuaikan penggunaan pendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaran media yang mampu melayani berbagai gaya belajar baik audio, visual, dan kinestetik, serta menyesuaikan dengan kearifan budaya lokal apa yang dibutuhkan masyarakat. Sehingga akan terbentuk manusia indonesia yang merdeka, mandiri, inisiatif, berpikir kreatif, berinovasi, berkarya, serta berbudi pekerti luhur. Dari sinilah para guru hebat melahirkan anak bangsa yang dahsyat.