Istilah kata literasi berasal dari bahasa latin “literatus”, yang berarti orang yang belajar. Siapa pun yang belajar artinya ia sedang berliterasi. Literasi identik dengan belajar. Dan belajar diartikan sebagai proses dari tidak tahu menjadi tahu, tidak mengerti menjadi mengerti, tidak bisa menjadi bisa. Ada pula yang mendefinisikan bahwa belajar itu suatu proses untuk mendapatkan aneka ragam kemampuan, keterampilan, dan sikap (attitude) yang diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan (Belajar Sepanjang Hayat). Maka orang yang belajar sepanjang hayat, mereka yang mampu bersikap disebut dengan orang yang literat. Inilah konsep sederhana dari literasi.
Literasi dapat dikatakan adanya kesadaran belajar seseorang untuk memahami realitas yang ada dalam kehidupan. Lalu mampu mentransformasikan perilaku positif ke dalam kehidupan sehari-hari. Literasi itu sikap dalam memahami realitas kehidupan. Sebagai contoh bahwa disiplin merupakan realitas maka seseorang yang literat tentu tidak akan terlambat, karena terlambat bagian dari perilaku tidak terpuji.
Konsep literasi telah dipahami sebatas kemampuan seseorang dalam membaca, menulis, berhitung, berbicara, dan sebagainya. Padahal literasi tidak sebatas itu. Literasi hari ini dimaknai sebagai kemampuan seseorang untuk beradaptasi, berkontribusi, dan mencari solusi, serta memecahkan masalah. Maka literasi sangat membutuhkan kemampuan respon situasi dan berpikir yang matang.
Maka disimpulkan bahwa literasi mempunya dua kata kunci yaitu 1) kesadaran belajar dan 2) memahami realitas. Maka basis berliterasi adalah munculnya kesadaran belajar dan kemampuan memahami realitas kehidupan yang berujung pada keberanian mentransformasikan perilaku positif yang nyata dan lebih baik. Sebagai contoh bahwa aktivitas membaca merupakan suatu proses yang akan membuka wawasan dan menjadikan kita tahu banyak hal, maka semakin banyak membaca akan semakin tahu dan terbuka lebar wawasan. Contoh berikutnya bahwa membantu orang yang mengalami kesulitan adalah perbuatan terpuji, maka semakin banyak membantu akan terbentuk menjadi manusia yang terpuji. Contoh ketiga bahwa membuang sampah pada tempatnya adalah perilaku tertib dan perilaku positif maka orang yang literat tidak akan membuang sampah sembarangan.
Jadi, literasi merupakan perwujudan kecakapan kompetensi seseorang dalam menyeimbangkan pikiran perilaku dan hati. Mampu beradaptasi dengan lingkungan, menebarkan kemanfaatan, serta bisa dijadikan sosok teladan yang literat.