A. Pengertian Cerpen
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) KBBI, cerpen diartikan sebagai kisahan pendek (kurang dari 10.000 kata) yang memberikan kesan tunggal yang dominan dan memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu situasi (pada suatu ketika). Karena pendeknya cerita, maka lahir ungkapan bahwa cerita pendek dinamakan cerita yang dapat dibaca habis dalam sekali duduk.
Secara garis besar, cerpen dituliskan dalam 4-15 halaman. Namun ada juga cerpen yang melebihi jumlah halaman tersebut. Jakob Sumardjo membagi tiga jenis cerpen berdasarkan jumlah halaman:
- cerpen pendek dengan isi satu halaman
- cerpen 4-15 halaman
- cerpen panjang yang ditulis 20 hingga 30 halaman.
Berikut penjelasan cerpen menurut para ahli:
- Menurut J.S Badudu
Cerpen merupakan cerita yang menjurus dan kosentrasi yang berpusat pada satu
peristiwa yaitu peristiwa yang menumbuhkan peristiwa itu sendiri. - Menurut Hendy
Cerita pendek merupakan sebuah cerita pendek yang berisi narasi tungal. - Menurut A. Bakar Hamid
Menurutnya bahwa cerpen atau disebut juga dengan cerita pendek seharusnya
dilihat dari jumlah, kuantitas kata yang digunakan antara 500 hingga 20.000 kata
adanya plot, adanya satu karakter dan adanya kesan.
B. Ciri-Ciri Cerpen
Ada beberapa ciri cerpen di antaranya yaitu:
- Bentuk tulisan lebih pendek dari novel kurang dari 10.000 kata.
- Cerpen hanya memiliki 1 alur.
- Isi cerita dari kehidupan sehari-hari.
- Fokus pada suatu konflik atau masalah
- Fokus pada satu tokoh
C. Unsur Cerita Pendek
Cerpen sebagai bagian karya sastra mempunyai dua unsur pembangun, yaitu unsur Intrinsik dan unsur Ekstrinsik.Unsur Intrinsik adalah unsur pembangun karya sastra yang ada di dalam karya sastra, meliputi tema, tokoh, alur, latar, sudut pandang, amanat, dan gaya bahasa. Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur pembangun yang ada di luar karya sastra, seperti latar belakang pengarang, latar belakang masyarakat, dan nilai-nilai kehidupan.
Dalam unsur intrinsik terbagi menjadi beberapa bagian, bagian tersebut bisa kita ingat dengan akronim kata TALPAS G. (tema, alur, latar, amanat, sudut pandang , dan gaya bahasa).
- Tema adalah gagasan utama yang disampaikan pengarang dalam cerpen.
- Alur adalah rangkaian peristiwa yang membentuk jalannya cerita. Ada alur maju, alur mundur, dan alur campuran. Dan plot itu merupakan peristiwa yang mengandung hubungan sebab akibat.
- Latar merupakan gambaran tempat, waktu, dan suasana dalam cerita.
- Tokoh dan Penokohan. Tokoh adalah pelaku dalam cerpen, sementara penokohan adalah penggambaran karakter tokoh dalam cerita.
- adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca.
- Sudut Pandang. Sudut pandang adalah cara pengarang melihat berbagai macam kejadian dalam cerpen. Sudut pandang dibagi menjadi dua jenis, yaitu sudut pandang orang pertama dan sudut pandang orang ketiga.
- Gaya Bahasa. Gaya bahasa adalah pemakaian bahasa yang digunakan pengarang untuk bercerita.
Di antara bagian Unsur ekstrinsik yaitu:
- Latar belakang penciptaan; berkaitan dengan tujuan dari karya sastra.
- Sejarah latar belakang pengarang; berkaitan dengan kondisinya seperti
sosial, masyarakat dari karya sastra sosial. - Kondisi masyarakat;berkaitan dengan kondisi sekarang dari karya sastra
seperti tentang pemanasan global atau kondisi masyarakat.
D. Struktur Cerita Pendek
Selain memiliki unsur terdapat pula struktur cerita di antaranya:
1. Abstrak
Abstrak merupakan gambaran awal dari sebuah cerita. Struktur cerpen yang satu ini bersifat opsional, yang tidak selalu ada dalam cerpen.
2. Orientasi
Hal-hal yang berkaitan dengan latar cerita, seperti tempat, suasana, dan waktu, semua itu masuk ke dalam struktur cerpen orientasi atau perkenalan. Di bagian ini, pengarang mengatur adegan dan menginformasikan hubungan antar tokoh.
3. Komplikasi
Di tahap ini juga, biasanya penceritaan karakter dari tokoh semakin kuat digambarkan.
4. Evaluasi
Evaluasi bagian yang menceritakan klimaks permasalahan dalam cerita. Dalam struktur ini juga mulai disebutkan penyelesaian masalah yang terjadi.
5. Resolusi
Resolusi mencakup bagian yang menerangkan pemecahan masalah. Di sini, pembaca akan diberikan penjabaran cerita mengenai solusi yang diambil oleh tokoh.
6. Koda
Amanat, pesan, atau pembelajaran, semua hal tersebut termasuk ke dalam koda. Pembaca akan diajak untuk mengambil hikmah dari cerpen tersebut.
E. Kebahasaan Cerpen
Cerpen memiliki ciri-ciri kebahasaan sebagai berikut:
- Mengandung kalimat bermakna lampau, seperti ketika, beberapa tahun lalu, telah terjadi, dan sebagainya.
- Menyatakan urutan waktu dengan konjungsi kronologis, seperti sejak saat itu, mula-mula, kemudian, sebelum, lalu, dan sebagainya.
- Menggunakan kata kerja (verba) yang mengandung tindakan, seperti melompat, melirik, membaca, serta kata kerja yang berhubungan dengan perasaan, seperti berharap, mencintai, atau menginginkan.
- Menggunakan kalimat tak langsung seperti menanyakan, mengungkapkan, mengatakan bahwa, serta kalimat langsung berupa percakapan antar tokoh dengan tanda kutip.