Mengenal Karya Fiksi
A. Pengertian
Karya fiksi merupakan sebuah prosa naratif yang bersifat imajiner. Meskipun imajiner, sebuah karya fiksi tetaplah masuk akal dan mengandung kebenaran yang dapat mendramatisasi kan hubungan-hubungan antar manusia.
Karya fiksi menurut Suharianto ialah karya hasil perpaduan antara perasaan dan pikiran . Menurut Wellek dan Warren karya fiksi sebagai cerita atau latar yang bersumber dari imajinasi. Meskipun karya fiksi adalah cerita rekaan yang bersumber dari imajinasi penulis, ada pelajaran penting di dalamnya tentang cara menghadapi masalah dalam kehidupan nyata.
Terdapat klasifikasi umum cerita fiksi diantaranya yaitu :
- Dongeng adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi (terutama tentang kejadian zaman dulu yang aneh-aneh). cerita yang sifatnya khayalan dan menghasilkan hal hal ajaib yang diceritakan dari generasi ke generasi selanjutnya.
- Roman merupakan karangan prosa yang melukiskan perbuatan pelakunya menurut watak dan isi jiwa masing-masing
- Cerita Pendek diartikan sebuah kisahan pendek (kurang dari 10000 kata) yang memberikan kesan tunggal yang dominan dan memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu situasi (pada suatu ketika)
- Novel dimaknai sebuah karangan prosa panjang yang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya. Di dalamnya cenderung banyak menonjolkan watak dan sifat pelaku alias tokoh.
Ciri karya fiksi
Karya fiksi merupakan karya sastra berbasis imajinasi, karya fiksi memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan karya non-fiksi, di antaranya:
- Bersifat rekaan atau imajinatif. Cerita fiksi mencirikan kemampuan pengarang dalam menciptakan dunia rekaan yang muncul dari imajinasinya sendiri.
- tidak ada nilai kebenaran relatif atau absolut
- Tidak ada klasifikasi standar Cerita fiksi tidak terikat pada klasifikasi standar sehingga dapat mengambil berbagai bentuk dan gaya narasi.
- Bahasa sugestif Secara umum, bahasa yang digunakan mengundang pembaca untuk merenung atau membayangkan lebih lanjut.
- Membangkitkan emosional pembaca Cerita fiksi bertujuan menyentuh atau membangkitkan emosi dan perasaan pembaca, juga menciptakan pengalaman membaca yang mendalam.
- Tanpa sistematika penulisan baku Karya fiksi tidak terikat pada sistematika penulisan baku, sehingga pengarang memiliki kebebasan dalam mengatur struktur naratifnya.
- Bahasa konotatif dan non-sebenarnya Cerita fiksi umumnya menggunakan bahasa konotatif. Kata-katanya memiliki makna kiasan atau tambahan dari makna harfiahnya.
Unsur Karya Fiksi
Berikut ini adalah unsur dalam karya fiksi, yaitu:
- Tokoh cerita
Dalam sebuah cerita terdapat para tokoh. Tokoh juga biasa disebut peran atau karakter. Dalam suatu cerita, tokoh tidak hanya manusia saja. Jika ceritanya menceritakan kisah binatang, maka tokohnya bisa berupa binatang. Tokoh merupakan wujud dan keadaan, bentuk badan atau perawakan, orang terkemuka dan kenamaan, dan pemegang peran. Tokoh dalam cerita dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tokoh utama dan tokoh pendukung.Tokoh utama bisa diketahui karena sering muncul. Tokoh ini memiliki peran yang penting dalam cerita
- Latar cerita
Latar mengisahkan suasana, waktu, dan tempat dalam cerita. Keterangan mengenai waktu, ruang, dan suasana terjadinya lakuan dalam karya sastra.
- Tema cerita
Tema diartikan pokok pikiran; dasar cerita (yang dipercakapkan, dipakai sebagai dasar mengarang, menggubah sajak, dan sebagainya
- Alur atau jalan cerita
Alur adalah rangkaian cerita yang dibentuk dari fase-fase peristiwa. Alur atau jalan cerita dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
- Alur maju
Alur maju adalah alur yang diawali cerita kejadian masa kini dengan konflik datar, pada bagian tengah, konflik makin menanjak, dan diakhiri klimaks serta penyelesaian pada akhir cerita
- Alur mundur
Alur mundur adalah alur yang dibuka dengan penceritaan kejadian masa lampau di awal cerita dan diselesaikan dengan konflik pada masa kini.
- Alur campuran
Alur campuran (maju-mundur) adalah alur yang mencampurkan kisah kejadian masa kini dan masa lalu secara bergantian.
Perbedaan Denotasi dan Konotasi
Dalam sebuah karya fiksi terdapat kata denotasi dan konotasi. Apakah perbedaannya? Kata denotasi adalah kata yang memiliki makna sebenarnya. Dan kata konotasi adalah kata yang memiliki makna kiasan atau bukan sebenarnya.
Contoh Denotasi:
- Tangan kanan Andi sakit. (Disini maksudnya tangan sebelah kanan benar-benar sakit)
- Jalanan sunyi sekali pagi ini. (Disini maksudnya jalannya memang sepi)
- Pak Joko sedang bermain dengan anaknya. (Disini maksudnya memang benar-benar sedang bermain dengan sang anak)
Contoh konotasi:
- Andi menjadi tangan kanan Pak Jaka. (Tangan kanan disini maksudnya orang kepercayaan)
- Jalanan ini seperti kuburan. (Disini tentu saja bukan benar-benar ada kuburan, tapi maksudnya sepi gitu)
- Pak Joko sedang menggendong sang buah hati. (Buah hati disini bukan hati ada buahnya, tapi maksudnya anak).