“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.” (UU RI No. 20/2003)
Ryan dan Deci (2000) dalam teori determinasi diri mengisyaratkan bahwa pendidik perlu fokus dalam menyediakan suasana belajar dan proses pembelajaran yang memungkinkan anak menguatkan dan menumbuh-kembangkan motivasi intrinsik mereka. Proses pembelajaran yang disediakan guru harus dapat membuat anak senantiasa merasa kompeten (mampu, dapat, cakap), merasa saling-terhubung (kebutuhan sosial yang diusahakan oleh individu untuk membangun hubungan dengan sesamanya), dan merasa otonom (mandiri, merdeka).
Untuk mengharapkan anak memiliki determinasi atau ketetapan hati, dalam menentukan jalan kodrat mereka, maka anak harus mampu menghayati perasaan akan kompetensi, otonomi, dan relasi mereka dan mengambil makna positifnya. Berikut contoh implementasi proses pembelajaran untuk menstimulus motivasi intrinsik:
- Guru menjelaskan pentingnya belajar kepada siswa dengan cara menghubungkan materi pelajaran pada kehidupan sehari-hari siswa. Misalnya, guru menjelaskan pentingnya belajar matematika untuk menghitung uang saku, cara bertransaksi membeli sesuatu dan lainnya. Belajar bahasa Indonesia untuk menulis surat, dan belajar IPA untuk memahami alam sekitar.
- Guru menciptkan suasana belajar yang menyenangkan dengan cara menggunakan metode pembelajaran yang aktif dan interaktif. Misalnya, guru dapat menggunakan metode pembelajaran game, diskusi, simulasi, atau bermain peran.
- Guru dapat memberikan penghargaan yang bermakna kepada siswa untuk menghargai usaha dan pencapaian siswa. Misalnya, guru dapat memberikan pujian, sertifikat, atau hadiah kepada siswa.
- Guru dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah siswa dengan cara memberikan tugas atau proyek yang menuntut siswa untuk berpikir kritis dan memecahkan masalah. Misalnya, guru dapat memberikan tugas kepada siswa untuk memecahkan soal matematika, menyelesaikan masalah sosial, atau membuat karya seni.