Setiap anak terlahir dengan beragam karakteristik dan keunikannya masing-masing. Kebutuhan mereka tentu saja berbeda. Sebagai orang orang tua, dalam mendidik anak harus bisa menjadi fasilitator mereka, Oleh karena itu, orang orang tua harus bisa memastikan bahwa setiap anak mendapatkan kesempatan yang sama dalam didikan dengan cara terbaik yang sesuai kebutuhan mereka.
Sebagaimana seorang anak, begitu pula status murid di sekolah. Murid di sekolah memiliki tiga klasifikasi dalam belajarnya. Klasifikasi tersebut yang pertama tipe auditori (pendengar), tipe visual (melihat) dan tipe kinetik (aktivitas). Dari ketiga tipe ini maka perlu hadirnya pembelajaran berdiferensiasi. Agar proses pembelajaran tidak homogen. Melalui penerapan pembelajaran berdiferensiasi, murid tidak hanya akan dapat memaksimalkan potensi mereka, tapi mereka juga akan dapat belajar tentang berbagai nilai-nilai kehidupan yang penting, yang akan berkontribusi terhadap perkembangan diri mereka secara lebih holistik atau utuh. Guru perlu mengetahui bagaimana proses pembelajaran berdiferensiasi ini dapat dilakukan, dengan cara-cara yang memungkinkan guru untuk dapat mengelolanya secara efektif.
Pembelajaran berdiferensiasi diartikan sebagai usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid. Namun demikian, pembelajaran berdiferensiasi bukanlah berarti bahwa guru harus mengajar dengan 30 cara yang berbeda untuk mengajar 30 orang muridnya. Bukan pula berarti bahwa guru harus memperbanyak jumlah soal untuk murid yang lebih cepat mengerjakannya dibandingkan yang lain. Pembelajaran berdiferensiasi juga bukan berarti guru harus mengelompokkan yang pintar dengan yang pintar dan yang kurang dengan yang kurang. Bukan pula memberikan tugas yang berbeda untuk setiap anak.
Anak-anak, di mana pun, pasti punya cara tersendiri untuk belajar, untuk menjadi lebih baik. Bisa dari orang tua, guru dengan perilakunya, bisa juga dari lingkungan sosialnya. Tapi yang pasti, seorang anak tidak belajar dari nasihat orang tuanya. Tapi dari perilaku dan contoh yang dilakukan orang tua dan gurunya Karena itu, pendidikan untuk anak yang paling sederhana adalah 1) berikan contoh perilaku yang baik kepada anak, 2) mulailah dari perilaku sederhana yang dibiasakan seperti membaca buku, sholat, dan bicara yang baik tanpa melotot, 3) mengerjakan sesuatu yang menyenangkan anak, sambil melatih kebiasaaan baik, dan 4) ajak anak untuk bersosialisasi dengan lingkungan yang baik seperti perpustakaan, masjid dan tempat ibadah lain.