Tema hari kebangkitan nasional kali ini adalah “ Bangkit untuk Indonesia Emas.” Ada kata Emas dalam tema hari kebangkitan. Emas sebagai simbol logam mulia, yang nilai harganya lebih fantastis dari tembaga. Saking mulianya emas dalam Islam dikategorikan harta yang wajib dizakati.
Mengapa hari kebangkitan kali ini mengaitkan dengan emas?
Boleh jadi bangsa Indonesia masih di level merdeka. Iya level merdeka belajar. Belum masuk ke level keemasaan. Dan mudah-mudahan tema ini bisa menjadi spirit untuk mengantarkan bangsa indonesia di level keemasan, level kemuliaan.
Maraknya kebencian, saling hujat, ujaran kebencian di media sosial, menjadi bukti masih banyak orang merasa merdeka untuk saling serang opini, bebas saling hujat dan menyerang seenaknya sendiri. Seperti kasus Studi Tour SMK Lingga Depok. Dari kasus inilah Profesi Guru diserang habis-habisan oleh netizen, Guru dikuliti habis oleh mereka. Tapi sayangnya mereka lupa, kalau anak mereka sedang dididik, diajar, dibimbing oleh para gurunya di sekolah.
Tanggal 20 Mei diperingati hari Kebangkitan Nasional. Hari ini lebih tepat lagi jika diarahkan menjadi HARI KESADARAN NASIONAL. Hari kita bangkit menuju pada kesadaran nasional. Sadar sebagai sebuah bangsa yang berbineka tunggal ika. Bangsa yang seharusnya saling menghormati bukan caci maki. Bangsa yang sadar akan kekurangan bukan saling menghakimi. Bangsa yang berpihak pada kemanusiaaan bukan bangsa yang arogan.
Hari Kebangkitan Nasional harus jadi momen untuk membangun kesadaran nasional. Sadar untuk lebih fokus pada solusi bukan masalah. Sadar mencermati ide dan gagasan bukan orang yang bicara. Sadar untuk meniadakan emosi dan menjauhi kepentingan pribadi. Sadar untuk memajukan bukan menyalahkan.
Hari Kebangkitan Nasional kali ini mestinya bisa menjadi spirit untuk meningkatkan kesadaran nasional. Khususnya kaum pendidik, para guru di sekolah dan dosen di kampus untuk melanjutkan menumbuhkan merdeka belajar. Sadar berupaya menjadi teladan buat para anak bangsa. Sadar atas apa yang sudah diperbuat dan bagaimana ke depannya? Karena “sadar” itu artinya insaf; merasa; tahu dan mengerti atau ingat kembali. Maka siapa pun, harus menyadari, menginsafi, atau memahami keadaan yang sesungguhnya. Agar tetap objektif dan berpihak kepada murid, murid dan selalu ke murid. Berpihak pada siswa, siswa, dan siswa.
Kebangkitan nasional artinya bangkit dan berdiri menuju kesadaran. Sadar atas pilihan, sadar pula atas konsekuensinya. Sadar bahwa hidup tidak sendirian. Tapi untuk kebersamaan untuk kebermanfaatan. Bangsa Indonesia itu punya potensi ke depan yang lebih baik. Bukan hanya mempersoalkan masa lalu yang buruk seakan tidak bisa diperbaiki. Bukankah memperbaiki hari esok lebih baik daripada menyalahkan hari kemarin yang buruk.
Hari ini siapa pun pasti punya pilihan. Apa pun dan untuk apa pun. Maka tiap pilihan harus dilandasi kesadaran. Minimal, memilih untuk memulai sesuatu yang baik hari ini. Bertumpu pada solusi bukan masalah. Sesuatu yang baik dijalanin bukan dikomentarin. Karena bila tidak, maka nantikanlah penyesalan di hari esok.
Hari Kebangkitan nasional menuju hari kesadaran nasional. Kesadaran untuk para guru mencetak generasi anak bangsa yang berkualitas. Dengan membersamai muridnya di sekolah dari sejak murid datang hingga pulang. Proses pembelajaran di sekolah hendaknya selalu berpusat pada murid, berpihak pada kepentingan murid. Guru secara sadar hendaknya membangun ekosistem yang mendukung pembelajaran murid sehingga mampu memekarkan mereka sesuai dengan kodratnya. (kodrat alam dan kodrat zaman).