Hari Guru Nasional tahun 2023 bertepatan dengan akhir pekan Sabtu, 25 November. Hastag ““Bergerak bersama rayakan merdeka belajar,” menjadi spirit kuat bagi para guru di Indonesia. Pro kontra dunia pendidikan terhadap kurikulum merdeka pun terus bergejolak. Ada yang mengkritisi ada pula yang memuji. Sementara tahun politik pun hadir meramaikan lajunya Indonesia ke depan. Pembahasan tentang para guru di Indonesia tidak akan pernah tuntas. Pernyataan mengenai berhasil atau tidaknya pendidikan, berada di tangan para guru merupakan PR terbesar bagi para pendidik di negeri ini untuk melakukan perubahan ke arah positif.
Kurikulum Merdeka merupakan pengembangan dan penerapan dari kurikulum darurat saat masa pandemi Covid-19. Terdapat dua istilah yang akrab dalam kurikulum ini, yang pertama adalah merdeka belajar dan kedua merdeka mengajar. Merdeka belajar diartikan sebagai pendekatan yang dilakukan supaya siswa dan mahasiswa bisa memilih pelajaran yang diminati untuk mengoptimalkan bakatnya sehingga dapat memberikan sumbangan karya dan potensinya bagi bangsa. Sedangkan merdeka mengajar diterjemahkan bahwa sekolah, guru, dan peserta didik mempunyai kebebasan dalam berinovasi dan bertindak dalam proses belajar mengajar. Artinya guru tidak bersifat monoton, namun boleh melakukan kebebasan berbagai variasi pembelajaran atau yang lebih dikenal dengan desain instruksional.
Salah satu hal pokok yang harus diperhatikan dalam Merdeka Belajar adalah kemerdekaan berpikir. Kemerdekaan berpikir harus dipraktikkan terlebih dahulu oleh para guru, sebelum diajarkan kepada siswa. Guru harus mampu menerjemahkan kurikulum ke dalam satuan pembelajaran. Di antaranya bahwa guru mampu menciptakan lingkungan belajar yang asyik, aman, nyaman dan menyenangkan serta memperhatikan kebutuhan murid dan mampu mengembangkan potensinya. Pembelajaran yang berpihak pada murid (student center) bukan pada yang lain, sehingga murid merasakan kemerdekaan dalam belajarnya. Kemudian bahwa guru seyogyannya mampu membaca setiap keragaman minat dan bakat muridnya, lalu mengarahkan potensi muridnya agar lebih kuat dan matang (pembelajaran berdiferensiasi).
Keberhasilan murid yang dominan adalah tanggung jawab guru. Karena kurikulum sebagus apapun, akan sia-sia bila guru gagal men-deliver pembelajaran pada murid di sekolah di ruang kelas. Maka guru menjadi sosok penting di balik kualitas pendidikan. Maka guru yang ideal ialah para guru yang selalu belajar untuk mengajar. Karena pada dasarnya itu adalah salah satu tugasnya. Guru harus selalu belajar ketika akan mengajar. Guru yang mau belajar sepanjang hayat. Belajar untuk merayakan merdeka belajar. Guru yang selalu semangat mengembangkan potensi dirinya untuk melakukan perubahan. Guru yang haus tentang ilmu baru dan kekinian. Guru yang mau belajar menemukan inovasi pembelajaran yang kreatif, terutama kemampuan pedagogi digital.
Guru dambaan di masa kini ialah mereka yang setidaknya mau dan bersemangat untuk terus belajar minimal mengikuti satu dari rangkain program pemerintah, seperti halnya guru belajar, guru berbagi, guru penggerak, balai guru merdeka dan sebagainya. Dan untuk Pembelajaran mandiri setidaknya seorang guru akrab dengan belajar Platfom Merdeka Mengajar ( PMM), yang berkaitan dengan rapor pendidikan sekolah. Di dalam PMM guru akan belajar terkait literasi, numerasi dan mempraktikkan aksi nyatanya.
Selain belajar perihal pembelajaran intelektualitas bagi guru. Ada satu hal yang lebih urgen bagi seorang guru, siapa pun yang berprofesi sebagai guru. Perihal tersebut adalah belajar tentang karakter. Karakter identik dengan sikap. Sikap erat kaitannya dengan perilaku dan kebiasaan. Maka seorang guru seyogyanya mengajarkan perilaku yang positif sebagai cermin bagi murid-muridnya. Pada diri seorang guru mampu melekatkan sikap disiplin, bertanggung jawab, mandiri, sadar diri, ikhlas dalam mengemban tugasnya, dan serangkaian sikap positif dalam hal apa pun. Guru seyogyanya memiliki muatan kepribadian yang dicontohkan dalam profil pelajar pancasila. Dan guru pun harus jujur pada dirinya, selalu berhati-hati dalam bertindak agar tidak berdosa dalam profesinya. Inilah ciri guru yang dirindukan surga. Karena sejatinya profesi guru adalah profesi mulia, Dan surga hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang mempertahankan kemuliaannya.
Maka di momen hari guru ini, ikhtiar peningkatan kompetensi intelektual, sosial, dan spiritual bagi guru harus terus digaungkan. Guru hari ini harus berani berbenah dan berubah. Seorang guru yang mampu menjadi teladan, menjadi orangtua, menginspirasi bagi para muridnya. Guru yang mampu menebarkan budaya karakter positif. Guru yang bersemangat menjadi pembelajar sepanjang hayat. Belajar hal apa pun, belajar di mana pun, yang memiliki muatan nilai positif, nilai manfaat untuk diterjemahkan, diajarkan pada muridnya sehingga berhasil mencetak manusia yang merdeka, cerdas, berkualitas yang berkarakter surgawi.
Selamat Hari Guru 2023