Kebijakan merdeka belajar yang diluncurkan oleh menteri pendidikan Nadiem Makarim di awal tahun 2020, terinspirasi dari pemikiran Bapak Pendidikan Ki Hajar Dewantara. Ki Hajar Dewantara memperkenalkan sistem persekolahan yang bertumpu pada tiga gagasan utama yaitu Taman siswa, Pamong, dan Among dalam proses pengajaran dan pembelajaran siswa.
Taman identik dengan tempat bermain yang menghadirkan kegembiraan dan keindahan untuk pengunjung. Jadi taman siswa adalah sistem persekolahan yang menjadi tempat bermain untuk siswa, di mana siswa diberikan kemerdekaan untuk tumbuh dan berkembang belajar sesuai keinginan dan kemampuan mereka dan dilengkapi dengan dukungan dalam proses belajar siswa oleh pengajar sesuai kebutuhan masing-masing siswa secara individual.
Among menitikberatkan siswa sebagai target serta prioritas utama yang harus dilayani. Dan pengajar berfungsi sebagai fasilitator yang menyediakan tuntunan, kepedulian, dan kasih sayang. Selain itu prinsip Among didasarkan atas dua hal, yang pertama kemerdekaan siswa untuk belajar dan kedua belajar sesuai keinginan, kemampuan siswa yang secara alamiah terbentuk.
Pamong dianalogikan sebagai petani yang menanam padi, di mana petani tidak dapat menentukan ke arah mana padi akan tumbuh, dalam hal ini tugas pengajar baik dalam prinsip Among atau Pamong lebih untuk memperhatikan minat bakat dan kemampuan siswa serta memberikan dukungan yang diperlukan terhadap perkembangan siswa tanpa mengurangi keinginan siswa dalam tumbuh dan berkembang.
Dukungan pengajar lebih dilakukan melalui dukungan psikologis, meliputi memberikan motivasi, inspirasi, dan menyediakan kondisi yang diperlukan siswa untuk bisa berpikir kritis secara mandiri dalam proses mereka belajar. Namun demikian pengajar harus berperan aktif ketika siswa mengalami kesulitan dalam proses belajar mereka.