Ayah bundaku yang tercinta….
Aku hanya mau jadi diri sendiri. Buat apa sukses tapi jadi kayak orang lain. Aku nggak mau sukses tapi ngikutin mereka. Ngikutin gaya hidupnya. Karena hidup itu urusan Allah SWT. Sebagai anak, aku hanya ikhtiar dan doa saja. Tetap sekolah, belajar, dan patuh pada orang tua. Hormat sama guru-guru aku di sekolah, dan menghargai dan cinta pada sesama. Karena bagiku, hidup itu ukurannya nggak hanya sukses dan kaya. Tapi aku ingin lebih menghargai “nilai” daripada “harga”. Untuk apa sukses atau kaya bila akhirnya tidak bernilai seperti ayah dan bunda. Ayah di mana, bunda di mana, aku juga di mana?
Jujur ya ayah bunda…
aku tahu kok mana yang baik mana yang nggak baik. Mana manfaat mana yang tidak.Mana yang benar mana yang salah. Mana yang positif mana yang negatif.
Itu semua aku tahu dari guru-guruku di sekolah. Merekalah orang kedua aku. Makanya kalau ada anak yang nggak hormat sama guru, aku tuh kesel banget. Gemes rasanya pengen nyubit.
Ayah bunda ….
Tolong dong, jangan paksa aku untuk begini begitu. Disuruh jadi ini, jadi itu. Aku itu cuma pengen jadi seperti aku sendiri. Maaf ya ayah bunda. Aku ini bukan fotokopi ayah. Nggak mau juga seperti yang bunda mau. Tolong jangan bilang ke orang-orang. Aku malaslah, aku susahlah disuruh belajar. Tolong jangan lagi ceritakan kesalahan aku ke orang lain. Lebih baik ceritakan saja kesalahan-kesalahan ayah bunda sebelum ngomongin kesalahan aku.
Ayah bunda …
Aku tuh paling nggak suka. Kalau bunda suruh aku belajar, terus ditambahin bilang “malas banget sih belajarnya”, main game mulu, ngelayap mulu.” Udah gitu teriak-teriak lagi ngomongnya. Pusing banget kepalaku dengar orang tua teriak-teriak.
Aku juga nggak suka kalau ayah marah-marahin aku. Bilang goblok, minta jajan melulu segala. “Kamu gimana sih, ayah bilang harus begini!”. Ayah ibu masih ingat nggak sih kalimat-kalimat itu? Kenapa sih ayah bunda sering banget membohongi aku atas nama kebaikan. Ayah bunda sudah lupa ya. Anak itu hanya butuh contoh yang baik, bukan omongan atau nasihat melulu. Aku itu butuh saran, didikan, dan doa dari kalian.
Ayah bunda…
Sebenarnya apa sih maksud ayah bunda cerita kehebatan anak orang lain ke aku? Memangnya kenapa bila anak orang lain lebih hebat daripada aku? Aku mau diapain bila tidak sesuai keinginan ayah bunda? Ayah bunda lupa ya. Tiap anak itu berbeda-beda. Tiap anak itu punya minat dan potensi sendiri. Jadi terima saja perbedaan tiap anak. Biar waktu nanti yang akan membuktikannya.
Ayah bunda, aku mau cerita…
ada lho temen sekolahku yang hobi main game, jago maen game, dengan bakatnya itu dia bisa jadi konten kreator dari hobinya, dan buktinya dia bisa dapat penghasilan dari situ…
Oya ada satu lagi, temen sekolahku juga yang bakat main bola, dari bakatnya itu dia bisa bergabung dalam binaan Timnas. Dan Alhamdulillah dia dapat jaminan finansial.
Kedua temanku tadi keren kan? Masih sekolah sudah bisa punya penghasilan sendiri tanpa nyusahin orang lain.
Ayah bunda..
Kalian nggak usah khawatir. Setiap anak itu pasti pengen jadi lebih baik dari sebelumnya. Pengen jadi orang yang bernilai, bermanfaat untuk siapapun termasuk untuk ayah bunda. Jadi, tolong biarkan aku tumbuh apa adanya. Seperti diriku sendiri, sesuai minat dan potensi yang aku miliki. Aku tahu kok apa yang harus aku lakuin.
Ayah bundaku …
Berhentilah menyuruh aku jadi ini jadi itu. Cukup didik dan ajarkan aku tentang akhlak teladan baik. Dan doa restumu selalu kurindu dan kutunggu. Insya Allah, aku akan menemui jalanku sendiri sesuai kehendak Allah SWT. Yang pasti aku tidak akan mengecewakan ayah bunda. Aku akan selalu bakti dan sayang pada kalian. Aku akan selalu hormat pada guru-guruku di sekolah. Karena sesungguhnya mereka adalah orang tua keduaku yang telah mengajarkan banyak hal.
Salam dari anakmu
Selamat Hari Anak