Saat ditanya tentang makna BAHAGIA ?Agak sulit menjawabnya. Karena bahagia itu kata sifat, dan bahagia itu kondisi emosional setiap para hati. Jadi setiap hati akan beragam dalam menyikapi tentang makna bahagia.
Bahagia menurut anak sekolah diartikan ketika mereka mendapat nilai yang bagus, nilai yang tinggi, dipuji gurunya di depan kelas. Atau bahagia bagi mereka ketika sedang ada jamkos, (gurunya ngga ada), atau ketika ada tanggal merah libur seperti perayaan hari besar dan hari minggu.
Bahagia menurut mahasiswa diartikan ketika ia wisuda, lalu dipentintahkan oleh pihak kampus untuk memberikan sambutan di podium mewakili wisudawan lain, dan ternyata ia baru tahu kalau dirinya adalah wisudawan terbaik.
Bahagia menurut pegawai diartikan ketika ia bisa naik jabatannya, naik golongannnya karena memiliki kompetensi dan loyalitas tinggi.
Bahagia menurut si jomblo ialah ketika ia mengungkapkan persaaan isi hatinya kepada seseorang pilihannya, kemudian diterima dan mau diajak untuk ke jenjang yang lebih serius lagi.
Bahagia menurut pasutri ialah ketika mendapat kehadiran sang buah hati, karena sekian lama ditunggu tak kunjung hadir.
Bahagia menurut pasien itu ketika ia sudah dibolehkan pulang oleh dokter, atas keadaan kesehatannya sudah mulai membaik.
Bahagia menurut Keluarga Besar itu ketika mereka bisa saling kompak dalam suatu kebersamaan di mana pun dan kapan pun. Bisa kumpul bareng di ruangan yang sama, duduk bareng, makan bareng, tertawa bersama, foto bersama, bahkan saling cengengesan dan bulian dengan semangat dan tertawa ria.
Dan bahagia menurut Calon Guru Penggerak itu ketika sudah menyelesaikan tugas-tugas di LMS. Karena dengan menyelesaikan tugasnya, hati mereka merasa lega dan plong.
Jadi amat banyak definsi tentang BAHAGIA itu sendiri.
Karena ada yang mendefinisikan bahagia itu seperti “emas”. Bersinar, mewah, bergengsi dan mahal harganya. Bahkan tidak sedikit orang yang berperilaku seperti emas. Seakan berharga dan menyilaukan. Banyak yang lupa. Emas memang mahal. Tapi sejatinya, untuk apa jadi “emas” bila tidak bermanfaat untuk orang lain. Bukankah emas hanya dipakai pemiliknya? Lalu, apa manfaatnya bagi yang melihatnya.
Jadi bahagia itu seperti apa?
Bahagia itu cukup seperti bumi, seperti matahari, dan seperti tanah.
Bumi sebagai tempat tinggal manusia, hewan, tumbuhan. Apa pun karakater manusia, mau baik, mau jahat, mau cantik, mau jelek, mau pintar mau bodoh, mereka semua tinggal di bumi. Bumi tak menolak bagi siapa pun yang tinggal bersamanya. Karena bumi hanya bertugas memberi manfaat pada mereka. Dan bumi ikhlas tak pernah minta bayaran, berapa lama pun mereka tinggal.
Begitu pula matahari. Ia akan menyinari siapa pun, memberi kehangatan bagi siapa pun yang tinggal di bumi, yang bisa ia sinari dengan sinarnya yang mengandung banyak manfaat dalam kehidupan. Karena sejatinya tugas matahari adalah memberi manfaat bagi siapa pun di mana pun. Dan matahari tak kenal berharap apa pun dari apa yang ia sinari.
Hal itu juga seperti yang dilakukan oleh tanah. Tanah itu tawadu, tanah itu rendah hati, tak sombong tapi ia sangat mulia. Tanah yang tidak berkilau tapi tempat berpijak siapa pun. Tanah, tempat tumbuhnya mawar yang indah. Tempat tumbuhnya pepohonan dan buah-buahan. Bahkan sejelek-jeleknya tanah, ia mampu menumbuhkan rumput dan tanaman liar sekali pun. Tanah memang sederhana. Tapi tugasnya mulia, hanya menumbuhkan dan menghidupkan apa pun yang di atasnya.
Maka bahagia itu, bukan tentang apa yang kita punya. Sepintar apa pun ide program kita. Seberapa banyak harta dipunya, setinggi apa pun jabatan, pangkat kita. Tapi bahagia itu soal seberapa manfaat kita bagi orang lain.
Apa aja sih jenis KEBAHAGIAN itu?
Merujuk pada Imam Ghazali sang Pakar filosof, bahwa kebahagian itu ada lima. Kebahagian pertama adalah kebahagian yang bersifat ukhrowi (akhirat), kebahagian inilah yang paling utama, karena bersifat kekal abadi dan hakiki.
Kedua, kebahagiaan jiwa.Di antara kebahagian ini adalah tetap berada pada kebenaran sesuai petunjuk agama, Bisa taat dan menghindari maksiat. Bisa sabar, dan gemar bertobat.
Ketiga, kebahagiaan jasmani.Di antara kebahagian ini adalah ialah hidup dalam keadaan sehat, memiliki wajah yang rupawan, memiliki kekuatan badan, dan panjang umur.
Keempat, kebahagiaan yang sifatnya eksternal. Misalnya bahagia memiliki keluarga yang terhormat, memiliki kemulian, pasangan yang harmonis, anak yang salih dan salihah, anak yang cerdas berprestasi.
Kelima, kebahagiaan taufik.Yakni ketika Allah menurunkan hidayahnya pada seorang hamba sehingga bisa mendekatkan diri pada Allah, lebih mesra kepada-Nya.
Di hari libur ini, yuk jangan lupa bahagia. Karena tidak sulit menciptakan bahagia, cukup dengan beri manfaat dengan orang-orang sekitarmu, meskipun hanya senyuman ketika berpapasan, meskipun komen terima ketika mendapat info dari media sosial.