Semua orang dikasih waktu dua puluh empat jam dalam sehari semalam. Siapa pun itu orangnya, mau dia pejabat atau aparat, mau yang kerja di di luar negeri atau negeri sendiri, mau dia karyawan tetap ataupun kontrak. Mau dia pegawai swasta ataupun ASN dan PPPK, mau yang ganteng atau yang pas-pasan, mau yang kaya atau yang sok kaya. Intinya sama! Mereka dikasih waktu dua puluh empat jam sama Tuhan. Jadi tinggal mau digunakan untuk apa waktu itu. Mau digunakan untuk yang baik atau buruk, mau digunakan untuk yang positif atau negatif, mau digunakan untuk yang bermanfaat atau tidak. Semua bergantung pada siapa yang mau mengelola waktu itu. Tapi perlu diingat yaa, bahwa semua waktu yang diberikan oleh Tuhan, kelak akan dimintai pertanggungjawaban. SO jangan menyepelekan yaa…
Sering kita dengar orang bilang “Oke entar aku atur waktu dulu ya.” Ungkapan itu nggak tepat. Karena manusia sama sekali nggak bisa atur waktu. Waktu itu punya Tuhan. Milik Allah. Segala sesuatu yang ada di semesta ini milik-Nya, termasuk nyawa kita. Detak jantung kita masih berdetak sampai saat ini pun karena diatur oleh-Nya, karena kehendak-Nya. Sekali lagi kita tidak akan pernah bisa mengatur waktu. Kita hanya bisa atur prioritas. Mana yang harus dikerjakan dulu atau nanti, mana yang manfaat mana yang nggak manfaat?
Waktu itu semua orang pasti punya. Tapi tidak semua orang punya prioritas. Ada yang sibuk untuk hal-hal yang nggak prioritas. Tapi ada yang disibukkan dengan prioritas. Ada yang sibuk dengan ngurusin kerjaannya, ada yang sibuk memuaskan hobinya, ada yang sibuk dengan gadgetnya. Nggak ada masalah dengan waktu. Yang masalah itu prioritasnya apa?
Ada kok yang punya banyak waktu tapi terbuang sia-sia. Jangankan bermanfaat buat orang lain. untuk progres masa depan sendiri aja enggak. Kerjanya mengurusi kehidupan orang lain. Hingga lupa memperbaiki diri. Jadi bukan soal waktu. Tapi soal prioritas hidup.
Mumpung masih punya waktu. Saatnya menata kembali prioritas. Jangan terkecoh dengan waktu. Tanpa punya prioritas. Punya banyak waktu tapi sulit untuk berbuat baik dan menebar manfaat.
Bukan waktu yang ditunggu. Bukan waktu pula yang menentukan. Tapi prioritas apa yang akan dikerjakan. Orientasi apa yang akan dicapai untuk diri sendiri, untuk menjadi lebih baik.
Maka harusnya jangan bilang “belum punya waktu”. Tapi maaf, belum punya prioritas. Karena prioritasnya masih “begini-begini aja”. Siapa pun nggak bisa atur waktu. Hanya bisa atur prioritas. Semoga nggak lalai. Bahwa kita adalah apa yang kita prioritaskan.