Budi pekerti merupakan bentuk kata majemuk. Kedua kata tersebut adalah bagian integral yang saling terkait. Budi berarti panduan akal dan perasaan untuk menimbang baik buruk. Pekerti berarti perangai, tingkah laku, akhlak. Pengertian tentang budi pekerti terkadang disandingkan dengan beberapa istilah lain, seperti akhlak, moral, karakter, etika, adab, dan lain sebagainya. Secara umum antara budi pekerti dan istilah-istilah tersebut memiliki kesamaan mendasar, yaitu sama dalam bahasan tentang baik dan buruk terhadap tingkah laku seseorang.
Namun dari beberapa istilah tersebut memiliki perbedaan dari sisi tolak ukur atau sumbernya. Adapun sumber budi pekerti digali dari beberapa rujukan yaitu.
- Budi pekerti merujuk pada ajaran agama. Semua agama menghendaki umatnya berlaku dan bertindak baik, bahkan doktrin ini menjadi inti ajaran agama. Tak satu pun agama mengajak kepada umatnya untuk bertindak egois, anarkis, dan menginjak-injak hak dan kehormatan orang lain
- Falsafah hidup berbangsa dan bernegara. Setiap negara memiliki falsafah hidup yang menjadi pedoman bagi bangsanya untuk berperilaku baik.
- Tradisi yang melekat di suatu masyarakat. Tradisi merupakan adat istiadat atau kebiasaaan suatu masyarakat, yang mana kebiasaan itu dilakukan secara menetap dan konsisten. Tradisi terbentuk atas kesepakatan bersama karena dipandang memiliki nilai kebaikan bagi komunitas masyarakat tertentu.
Ki Hadjar Dewantara menyatakan bahwa keluarga menjadi tempat pertama yang utama untuk melatih, mendidik, mengajarkan bagi anak dalam budi pekerti, sosial, dan karakter. Keluarga merupakan tempat bersemainya pendidikan yang sempurna bagi anak untuk melatih kecerdasan budi-pekertinya.
Iklim keluarga menjadi ruang bagi anak untuk mendapatkan teladan, tuntunan, pengajaran dari orang tua. Keluarga juga menjadi tempat untuk berinteraksi sosial antara kakak dan adik sehingga kemandirian dapat tercipta karena anak-anak saling belajar antara satu dengan yang lain dalam menyelesaikan persoalan yang mereka hadapi. Keluarga sebagai ekosistem kecil untuk mempersiapkan hidup anak dalam bermasyarakat dibanding dengan institusi pendidikan lainnya. Oleh sebab itu, peran orang tua sebagai guru, penuntun, dan pemberi teladan menjadi sangat penting dalam pertumbuhan karakter baik anak.
Adapun nilai-nilai budi pekerti mencakup pada beberapa aspek universal di antaranya 1) nilai perilaku berhubungan dengan Tuhan, 2) berhubungan dengan dirinya 3) berhubungan dengan sesama manusia, (4) perilaku berhubungan dengan alam. Maka diharapkan seseorang yang memiliki budi pekerti yang luhur akan menjalin dirinya dengan aspek-aspek tersebut secara harmonis.
Pendidikan budi pekerti secara operasional dapat dimaknai sebagai suatu upaya membentuk peserta didik seutuhnya yang tercemin dalam kata-kata, perbuatan, sikap, pikiran, perasaan, dan hasil karya berdasarkan nilai-nilai agama serta norma luhur bangsa Indonesia melalui aktivitas bimbingan, pelatihan,didikan dan pengajaran. Tujuannnya agar mereka memiliki hati nurani yang bersih, berperangai baik, serta menjaga kesusilaan dalam melaksankan kewajiban terhadap Tuhan dan terhadap sesama makhluk.
Maka diharapkan bagi orang tua di rumah dan para guru di sekolah agar dalam mengajar dan mendidik mereka, dengan memulai dari dirinya. Menjadi teladan bagi dirinya karena akan dicontoh, dan ditiru oleh anak didiknya. Orangtua dan guru sebagai teladan positif yang memiliki ucapan, perbuatan yang bersih, pemikiran yang jernih, dan hati yang putih.